"TBB berjumlah 30% dari TBA, jika semua Low Cost Carier (LCC) harus menjual harga 50%, lantas bagaimana mereka bisa bertahan dan mendapat keuntungan? Mereka pun juga tidak bisa melakukan subsidi silang karena ini," lanjutnya.
Alvin menilai, pemerintah sudah seharusnya mempertimbangkan kenaikan harga avtur secara berkala tiap tahunnya, sebagaimana kenaikan tarif tol atau Upah Minimum Regional (UMR) turut dikaji dan dinaikkan tiap tahun.
Ketiadaan pengkajian biaya avtur pesawat, membuat harga tiket pesawat terlihat naik drastis, sehingga menggemparkan masyarakat.
Alvian menambahkan, jika pemerintah mendesak adanya transparansi pihak maskapai, maka pemerintah juga harus transparan terhadap hasil keputusan yang diambil.
"Apakah pengambilan keputusan happy hour sudah melibatkan kajian akademik? Konsultasi dengan pihak maskapai? Dari mana besaran angka tersebut didapat? Jika hal itu tak bisa terjawab, sulit untuk tidak menyebut kebijakan ini sangat dipaksakan," tutup Alvian.
Berita Ini Sudah Tayang di KONTAN, dengan judul: Pengamat ini pertanyakan kebijakan transparansi diskon tiket pesawat Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menhub Bantah akan Hapus Diskon Tiket Pesawat LCC"