TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagai bagian dari penguatan daya saing industri dalam negeri, pemerintah terus meningkatkan penggunaan sumber energi yang efisien, ramah lingkungan dan diproduksi di dalam negeri yaitu gas bumi.
Data Kementerian ESDM mencatat sampai Mei 2019, produksi gas yang diigunakan untuk domestik mencapai 3.935,09 BBTUD atau 65,4 persen dari total produksi.
Sebagai perbandingan, di tahun 2003 gas bumi nasional yang digunakan untuk domestik hanya sekitar 1.480 BBTUD.
Baca: Menhub Janjikan Infrastruktur Angkutan Massal Terintegrasi dan Minim Emisi di Ibu Kota Baru
Sementara 4.397 BBTUD dijual untuk kepentingan ekspor.
Besarnya pemanfaatan gas bumi domestik membuktikan bahwa gas bumi sudah tidak dijadikan komoditas ekspor semata, melainkan sebagai modal pembangunan nasional.
Membesarnya pemanfaatan gas bumi di dalam negeri juga sejalan dengan pembangunan berbagai infrastruktur gas bumi yang di inisiasi oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN).
Hingga saat ini PGN telah membangun dan mengelola lebih dari 10 ribu jaringan pipa gas bumi dan melayani lebih dari 300 ribu konsumen dari berbagai segmen pasar di berbagai daerah di Indonesia.
Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama menjelaskan, sebagai subholding gas PGN berkomitmen terus membangun infrastruktur gas bumi, sehingga dapat menjangkau lebih banyak konsumen, termasuk sektor industri yang terus tumbuh di berbagai daerah.
"Pemanfaatan gas bumi telah terbukti mampu mendorong efisiensi dan penguatan daya saing berbagai sektor bisnis. PGN memiliki komitmen yang sama dengan pemerintah untuk terus memperkuat sektor industri di berbagai daerah dengan gas bumi," jelas Rachmat di Jakarta, Rabu (28/8/2019).
Rachmat mengatakan, saat ini PGN fokus dengan sejumlah proyek infrastruktur untuk optimasi pemanfaatan gas bumi di seluruh wilayah Indonesia.
Diantaranya, PGN sedang membangun proyek pipa gas Gresik-Semarang sejauh 267 kilometer yang akan mengalirkan gas dari blok migas Jambaran Tiung Biru.
"Jaringan pipa gas ini akan menjamin wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya mendapatkan pasokan gas secara berkelanjutan. Infrastruktur ini juga dapat mendukung berkembangnya sentra industri baru di Jawa Tengah sejalan dengan pembangunan tol Trans Jawa," jelas Rachmat.
Sementara di Jawa Timur, saat ini PGN tengah membangun fasilitas LNG Terminal dengan kapasitas 40 BBTUD untuk meningkatkan realibility dan sustainability pasokan gas bumi.
Terbaru, PGN Lampung akan memasang 6.000 jaringan gas (jargas) untuk rumah tangga di tiga kecamatan di Bandar Lampung. Tiga kecamatan tersebut akan dialiri jargas pada 2020 mendatang.
Keberadaan jargas diharapkan mempermudah masyarakat dalam penggunaan bahan bakar.
Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, pemerintah terus mendorong sektor industri manufaktur untuk terus memperbanyak inovasi.
PGN sebagai subholding gas yakin dengan komitmen dan inovasi bisa terus mengoptimasi pemanfaatan energi baik gas bumi untuk sektor industri manufaktur.