TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah kembali melemah setelah kemarin gagal bertahan di bawah Rp 14.000 per dolar Amerika Serikat (AS).
Selasa (17/9) pukul 8.17 WIB, kurs rupiah spot berada di Rp 14.094 per dolar AS.
Kurs rupiah melemah 0,37% daripada harga penutupan kemarin.
Dalam dua hari terakhir ini, nilai tukar rupiah mengakumulasi pelemahan 0,91% dari Rp 13.967 per dolar AS pada akhir pekan lalu.
Tak sendirian, rupiah melemah bersama dengan mayoritas mata uang Asia. Pagi ini hanya dolar Hong Kong yang menguat 0,01% terhadap the greenback.
Khoon Goh, head of Asia research ANZ Singapura mengatakan bahwa perang dagang AS-China kini tidak menjadi perhatian utama setelah adanya serangan ke fasilitas minyak Arab Saudi.
"Dampaknya ke mata uang Asia akan menjadi tiga kali lipat. Pertama lewat risk aversion, kedua antisipasi efek terhadap neraca dagang dari kenaikan harga minyak, dan ketiga dampak tingginya harga minyak terhadap ekonomi global," kata Goh seperti dikutip Bloomberg.
Goh menambahkan bahwa efek serangan ini akan buruk bagi mata uang Asia secara umum.
"Current account deficit negara importir minyak akan lebih buruk," kata dia. Goh melihat, rupee, rupiah, dan peso akan underperform.
Sementara nilai tukar dolar AS pagi ini cenderung menguat. Indeks dolar berada di 98,62, menguat tipis dari posisi kemarin 98,61.
Tapi, indeks yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia ini naik dalam dua hari perdagangan berturut-turut. Kenaikan dua hari ini sebesar 0,37%.
Baca: Calon Ibu Kota Negara Diselimuti Kabut Asap, Ini Kata Gubernur Kaltim
Berita Ini Sudah Tayang di KONTAN, dengan judul: Rupiah melemah lagi ke level Rp 14.094 per dolar AS pada Selasa pagi