TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengharapkan waktu operasional pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dimaksimalkan agar tidak hanya pada hari kerja, namun juga pada Sabtu dan Minggu.
Hal itu dia sampaikan usai mengecek aktivitas bongkar muat barang ekspor dan impor di Terminal Peti Kemas (TPK) Koja, kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (6/10/2019).
Dalam kunjungannya, Budi ditemani otoritas pelabuhan lintas lembaga/kementerian, Syahbandar (Kemehub), Bea Cukai (Kemenkeu), Operator Pelabuhan (Pelindo II), Balai Besar Karantina Tanjung Priok hingga Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo).
Baca: Kebakaran Terjadi di Tamansari Jakarta Barat, 24 Unit Mobil Pemadam Kebakaran Dikerahkan
Baca: Waspada 3 Bahaya Konsumsi Sayuran yang Dibungkus Plastik: Berpotensi Terpapar Bahan Kimia
"Selama ini barang-barang (ekspor dan impor) itu relatif tidak maksimal di Sabtu dan Minggu. Oleh karenanya, saya minta ke tim perhubungan untuk aktifkan (pelabuhan logistik) pada Sabtu dan Minggu," kata Budi.
Dengan adanya penambahan waktu pelayanan, Budi mengatakan aktivitas bongkar muat barang meningkat dari satu kali sepekan menjadi dua sampai kali sepekan.
"Kalau ada pelayanan maka ini bisa beroperasi tidak hanya 1 kali seminggu tapi bisa 2-3 kali. Lalu kemacetan juga berkurang. Bayangkan kalau berkumpul di Kamis dan Jumat, maka keluar masuk dari sini jd ngantre," ujarnya.
Saat beroperasi penuh selama sepekan, Budi menargetkan kapasitas bongkar muat barang di pelabuhan tersebut meningkat dari 7,5 juta TEus di 2018 menjadi 8 juta TEus tahun ini.
Selain itu, durasi bongkar muat barang hingga keluar pelabuhan (dwelling time) sudah turun menjadi rata-rata 2,4 hari.
"Harapan kita prospeknya naik terus dari 7,5 jadi 8 juta terus naik. Tentunya kita harus menekan biaya-biaya. Saya juga terima kasih dwelling time jadi 2,4 per hari. Ini diikuti volume kalau tercapai di satu sisi korporasi pelabuhan naik, orang servicenya juga bagus," pungkasnya.