Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - SDG Indonesia One (SIO) selama satu tahun terakhir telah meningkatkan nilai komitmen hingga mencapai USD 3,05 miliar atau senilai Rp 42,8 triliun.
Angka ini dihimpun dari 31 mitra yang telah mendukung platform terintegrasi ini dalam melakukan pembangunan infrastruktur berorientasi terhadap Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia per Oktober 2019.
Ke-31 mitra tersebut meliputi lembaga pemerintah, bank pembangunan, lembaga donor, filantropi, lembaga multilateral, juga lembaga-lembaga terkait dengan climate funds, perbankan komersial, serta investor.
Perlu diketahui, setelah diluncurkan kali pertama pada 5 Oktober 2018, nilai komitmen SIO meningkat sebesar 23,98 persen dari nilai komitmen awal sebesar USD 2,48 miliar pada tahun lalu.
Untuk mewujudkan percepatan pembangunan berkelanjutan dan pencapaian SDGs di Indonesia, PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) terus mendorong peran SIO.
Baca: Nasabah Divonis Bersalah dan Didenda Rp 4 Miliar Gara-gara Karyawan BNI Medan Salah Transfer
PT SMI merupakan pelaksana mandat sekaligus salah satu Special Mission Vehicle (SMV) dari kementerian Keuangan dalam pengelolaan SIO.
Baca: Mengenal Lebih Dekat Konsep Global Support di MPV 7-Seater Wuling Cortez
Dalam sambutannya pada acara SIO Partners Gathering 2019 bertajuk 'Partnership for the Goals', Direktur Utama PT SMI Edwin Syahruzad mengatakan bahwa SIO memiliki peranan penting dalam pencapaian SDGs.
Baca: Kementerian BUMN Rombak Direksi dan Komisaris Holding Perkebunan Nusantara PTPN III
"Peran SIO telah memobilisasi dukungan dari berbagai pihak untuk mendorong percepatan pembangunan berkelanjutan dan pencapaian SDGs di Indonesia," ujar Edwin, di Hotel Ayana Midplaza, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (28/10/2019).
Ia menjelaskan, platform satu ini selama satu tahun eksistensinya, telah berfungsi sangat baik.
Khususnya dalam mendukung upaya pemerintah pada bidang rekonstruksi serta rehabilitasi di daerah yang terkena bencana.
Mulai dari perbaikan pasca bencana di Palu, Sigi, Donggala hingga Sulawesi Tengah.
"Berkat arahan Kemenkeu dan dukungan para mitra, selama satu tahun peran SlO dapat berjalan dengan baik. Pada perjalanannya, SlO telah dimanfaatkan untuk mendukung upaya Pemerintah dalam menangani rekonstruksi dan rehabilitasi di daerah bencana," jelas Edwin.
Selain mendukung upaya pemerintah dalam melakukan rehabilitasi bencana, SIO juga memiliki peran penting lainnya.
Satu diantaranya menyediakan Technical Assistance (TA) pada proyek infrastruktur ramah lingkungan.
"Tidak hanya itu, SIO juga berperan dalam penyaluran fasilitas pembiayaan daerah, penyediaan Technical Assistance (TA) pada proyek infrastruktur ramah lingkungan, pemberian Capacity Building dalam energi efisiensi, dan lain-lain," kata Edwin.