Karena itu, Unicorn Indonesia dapat meniru profesionalisme Alibaba dalam melakukan scale-up, meningkatkan efisiensi, dan menghasilkan keuntungan. Alibaba berhasil melakukan semua ini meskipun baru saja ditinggal pendirinya, Jack Ma.
Teranyar, perusahaan bervaluasi Rp2.000 triliun itu telah melakukan pencatatan perdana di bursa saham Hong Kong dan berhasil menghimpun dana sebesar US$ 11,3 miliar. Pada hari pertama perdagangannya, harga saham Alibaba melesat naik lebih dari 6%.
Apa yang diraih Alibaba, dikarenakan manajemen memiliki visi yang sangat jelas dan kemudian dieksekusi dengan sangat baik. Alibaba juga tidak bergantung pada figur, namun pada kepemimpinan manajerial kolektif yang profesional.
Seluruh rangkaian keberhasilan manajemen Alibaba ini menciptakan track record yang membuat mereka sangat dipercaya. Kepercayaan ini selanjutnya berpengaruh kepada pihak eksternal yang kemudian meyakini apa pun yang dilakukan oleh Alibaba akan berhasil.
Di sisi lain, faktor kepemimpinan selalu berperan di organisasi khususnya di sebuah perusahaan. Pemimpin yang baik tidak saja mampu memaksimalkan pemanfaatan semua resources organisasi, tapi mempersiapkan sistem agar organisasi menjadi tidak bergantung kepada satu orang pemimpin saja.
Termasuk juga, mempersiapkan suksesi yang menjamin tidak terputusnya kepemimpinan yang baik di organisasi, seperti Alibaba.
Indonesia sudah punya beberapa unicorn dan satu decacorn. Didukung oleh pasar yang lumayan besar dan bergairah, Indonesia akan mampu menciptakan raksasa-raksasa perusahaan digital selanjutnya.
Syaratnya, dukungan environment yang kondusif yang harus diciptakan oleh otoritas atau pemerintah, di samping budaya organisasi startup yang harus juga profesional.
Berita Ini Sudah Tayang di KONTAN, dengan judul: Hadapi 2020, Unicorn Indonesia dituntut makin profesional