"Dampak yang akan ditimbulkan oleh virus corona terhadap manufaktur membuat pukulan untuk Boeing. Dan, seberapa besar dampak langsungnya terhadap permintaan di China dan dampak limpahannya bagi seluruh dunia? Sepertinya kita akan mendapatkan pertumbuhan kurang dari 2 persen di kuartal pertama," kata Diane, dilansir dari Business Insider.
Sementara itu Ekonom Barclays AS, Jonathan Millar memperkirakan, pertumbuhan kuartal pertama hanya sebesar 1,5 persen, angka ini termasuk antisipasi setengah persentase poin dari pengurangan produksi yang dilakukan Boeing.
Di kuartal ketiga, Jonathan berharap pertumbuhan dapat mencapai 2,5 persen.
Jonathan menjelaskan, dampak virus corona tidak hanya akan dirasakan pertumbuhan ekonomi China.
Perusahaan multinasional AS yang melakukan bisnisnya di China seperti Starbucks dan McDonald pun telah merasakan dampaknya.
Alhasil mereka memilih tutup karena takut dengan rantai pasokan. Sedangkan dampak Boeing juga dikatakan akan berisiko lebih besar dari perkiraan.
"Kami mengasumsikan bahwa penghentian produksi Boeing untuk 737 MAX mengurangi pertumbuhan PDB kuartal I. Dengan beberapa risiko efek yang lebih besar jika ada limpahan dari PHK, dan lainnya," jelasnya. (van/business insider/wly)