Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Sekitar 5.000 wisatawan China terjebak di Pulau Dewata, Bali, saat setelah Pemerintah Indonesia resmi menutup sementara penerbangan langsung ke dan dari daratan China untuk mencegah penyebaran virus corona yang mematikan mulai Rabu hari ini pukul 00.00 WIB.
Perkiraan sekitar 5.000 wisatawan China terjebak di Bali itu disampaikan Konsulat Jenderal Republik Rakyat China di Denpasar, Gou Haodong, seperti dilansir South China Morning Post, Rabu (5/2/2020).
Gou Haodong juga telah bertemu dengan pejabat lokal di Bali dan meminta bantuan untuk memperpanjang masa tinggal wisatawan asal Negeri Tirai Bambu itu.
Indonesia menutup sementara penerbangan langsung ke dan dari China sejak Rabu (5/2/2020).
Terhitung penerbangan terakhir ke Guangzhou berangkat Rabu pagi dari Bali.
Indonesia juga telah menghentikan sementara fasilitas bebas visa kunjungan dan visa on arrivals untuk warga negara RRT (China).
"Wisatawan China masih dapat transit melalui negara ketiga, termasuk Malaysia dan Thailand, jika mereka ingin pulang," demikian menurut Konsulat.
"Tetapi beberapa dari mereka lebih memilih untuk tetap di Bali karena wabah virus corona di Wuhan China," ujar Guo.
Kepada para wisatawan yang masih berada di Bali Konjen China menawarkan opsi overstay untuk tinggal lebih lama di Pulau Dewata.
Jika memilih opsi tersebut, mereka sudah bisa mengurus bebas visa di Kantor Imigrasi Bali.
Guo Haodong mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kantor Imigrasi Bali untuk memfasilitasi permintaan wisatawan China yang mengajukan overstay.
Sebelumnya Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan memutuskan melakukan penundaan penerbangan dari dan ke semua destinasi di China hingga batas waktu yang akan ditentukan kemudian. Melalui keputusan ini, jelas Menhub,
semua maskapai penerbangan Indonesia diminta untuk menunda seluruh rencana penerbangan dari atau ke seluruh destinasi di China.