TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah memutuskan menghentikan pasokan gas ke Singapura mulai 2023.
Keputusan ini disampaikan oleh Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) dalam siaran persnya.
Menurut pemerintah, keputusan penghentian pasokan gas ke Singapura pada 2023 demi memenuhi kebutuhan gas di dalam negeri.
Baca: Kronologi Pria Tuban Berhasil Tarik Uang Rp 6,15 Juta Usai Menemukan ATM BNI
Baca: ACT Siap Distribusikan Beras Wakaf 5 Ton Setiap Hari
Baca: 10 Wartawan Indonesia Diundang Kemlu Jepang Kunjungi Fukushima
"Dengan 2023 gas yang diekspor ke Singapura disetop, maka gas ini mesti disalurkan (ke pasar domestik)," kata Kepala BPH Migas Fansurullah Asa seperti dikutip dari siaran pers, Jakarta, Jumat (7/2/2020).
Selama ini ungkap Kementerian ESDM, pasokan gas ke Singapura berasal dari Blok Corridor yang dikelola ConocoPhillips sebesar 300 juta standar kaki kubik per hari.
Nantinya, pasokan gas tersebut akan digunakan di dalam negeri. Oleh karena itu, pemerintah sedang mencari pasar domestik untuk pasokan gas yang sebelumnya diekspor ke Singapura tersebut.
Meski masih mencari pasar domestik, Kementerian ESDM mengungkapkan rencananya gas yang dipasok ke Singapura akan dialirkan ke pipa Duri Dumai untuk dialirkan ke kawasan industri di Sumatera.
Harga gas untuk industri Sumatera dipatok sebesar 6 dollar AS per MMBTU. Diharapkan nantinya gas tersebut bisa mengurangi defisit neraca perdagangan.
Kementerian ESDM mengatakan, keputusan penghentian pasokan gas ke Singapura menegaskan pernyataan Menteri ESDM Arifin Tasrif sebelumnya pada rapat kerja dengan komisi VII DPR RI.
Pemerintah menyatakan telah menyiapkan infrastuktur jaringan pipa transmisi Dumai ke KEK Seimangke dan Wilayah Jaringan Distribusi (WJD).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Indonesia Setop Pasokan Gas ke Singapura Mulai 2023"