News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

IHSG Sudah Ambles Sejak Awal Tahun, Kesempatan Baik Borong Saham LQ45, Mana Saja?

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Papan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (5/3/2020).

Laporan Reporter: Akhmad Suryahadi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Hari ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali keok dan ditutup melemah 1,28% ke level 5.154,105. Secara year-to-date, IHSG telah tergerus 18,18%.

Bak dua sisi mata uang, pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga membuat price to earning ratio (PER) emiten menjadi lebih murah.

Termasuk PER saham-saham penghuni indeks LQ45 yang merupakan saham-saham terlikuid dan memiliki kapitalisasi pasar terbesar.

Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menilai, bagi investor berorientasi jangka panjang, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) danPT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) cukup menarik.

Selain terdorong sentimen penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia, valuasi dari kedua saham ini juga sudah murah.

Namun secara teknikal, Sukarno melihat kedua saham ini belum memiliki sinyal untuk kembali transisi menguat.

Sehingga, membutuhkan waktu cukup lama bagi kedua saham ini untuk transisi ke tren bullish.

Yang jelas, ke depan Sukarno melihat IHSG masih memiliki peluang untuk turun lagi sehingga secara tidak langsung BBNI dan BSDE juga berpotensi untuk terseret penurunan indeks.

“Solusi selanjutnya adalah mungkin kita bisa melakukan cicil beli sedikit demi sedikit,” terang Sukarno kepada Kontan.co.id, Rabu (11/3).

Meski memiliki valuasi PER yang rendah, Sukarno melihat saat ini saham-saham emiten pertambangan khususnya batubara juga masih kurang menarik.

Sebab, komoditas batubara sedang menghadapi sentimen virus Covid-19 yang dibarengi oleh penurunan permintaan dari China.

Baca: DFSK Mulai Buka Pre-Booking Minibus Gelora, Harga Resmi Belum Dibuka

Khusus untuk saham SRIL, ke depan dia memperkirakan kinerja ekspor emiten tekstil tersebut bakal terganggu dengan penyebaran virus corona.

Selain itu, saham SRIL juga berpotensi untuk turun kembali.

Baca: Virus Corona Bikin Kekayaan Banyak Miliuner Indonesia Rontok Sekejap, Siapa Saja?

“Jadi bagi investor lebih baik wait and see terlebih dahulu,” sambung dia.

Analis MNC Sekuritas Catherina Vincentia mengatakan saat ini strategi terbaik di tengah pelemahan indeks adalah melakukan pembelian untuk jangka panjang, terutama saham-saham yang memiliki fundamental oke.

Baca: Pemerintah Siapkan Paket Stimulus Ekonomi Atasi Dampak Corona, Impor Barang Dipermudah

Di antara konstituen LQ45, Catherina merekomendasikan beli saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan target harga Rp 5.000 dan saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan target harga Rp 4.700 per saham.

Catherina juga merekomendasikan saham consumer goods seperti saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dengan target harga Rp 2.500, saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) target harga Rp 8.700, dan saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dengan target harga Rp 7.600 per saham.

Melansir RTI Business, berikut ini merupakan 10 saham konstituen LQ45 yang memiliki PER terendah pada Rabu (11/3/2020) :

1. Sri Rejeki Isman (SRIL), PER 2,78 kali
2. Matahari Department Store (LPPF) , PER 4,57 kali

3. United Tractors (UNTR), PER 5,37 kali
4. Adaro Energy (ADRO), PER 5,47 kali

5. Bumi Serpong Damai (BSDE), PER 5,63 kali
6. Indo Tambangraya Megah (ITMG), PER 5,67 kali

7. Bukit Asam (PTBA), PER 6,25 kali
8. Indah Kiat Pulp & Paper (INKP), PER 6,51 kali

9. Bank Negara Indonesia (BBNI) , PER 6,7 kali
10. Wijaya Karya (WIKA), PER 6,81 kali

Artikel ini tayang di Kontan dengan judul IHSG ambles 18% sejak awal tahun, ini deretan saham LQ45 yang layak beli 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini