TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, nilai tukar rupiah sebagai aset berisiko akan tertekan pada Senin ini.
Sebab, pasar kembali mengkhawatirkan penyebaran wabah corona yang sudah memberikan dampak negatif ke perekonomian.
"Seperti yang disampaikan oleh IMF (International Monetary Fund) bahwa wabah corona sudah menyebabkan krisis ekonomi dan keuangan global," ujarnya di Jakarta, Senin (30/3/2020).
Baca: Pasien Positif Covid-19 di Tasikmalaya Tak Jadi Dikremasi
Ariston memperkirakan nilai tukar rupiah akan tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dengan bergerak di kisaran Rp 16.100 hingga Rp 16.300.
Sementara itu, data-data ekonomi yang dirilis pekan lalu negara yang terkena wabah seperti AS, Eropa dan Inggris menunjukkan pelemahan yang cukup dalam.
Contohnya adalah data tenaga kerja di AS yang menunjukkan jumlah orang yang menganggur bertambah 10 kali lipat lebih dan ata aktivitas manufaktur dan sektor jasa juga mengalami penurunan yang signifikan.
"Sentimen penahan pelemahan mungkin datang dari ditandatanganinya UU stimulus jumbo AS yang mengeluarkan dana hingga 2 triliun dolar AS untuk meredam dampak negatif wabah di perekonomian AS," pungkas Ariston.