Pupuk Indonesia sendiri, selalu memprioritaskan pasokan pupuk untuk dalam negeri, khususnya untuk sektor tanaman pangan.
“Bila kebutuhan untuk subsidi dan sektor pangan dalam negeri sudah terpenuhi dan stoknya dipastikan aman, baru kita akan menjual ke sektor komersil maupun ekspor,” jelas Aas
Penjualan pupuk komersil baik dalam negeri dan luar negeri di tahun 2019 adalah sebesar 3.896.130 ton atau 111,58 persen dari rencana. Pencapaian penjualan urea di sektor komersil lebih tinggi dari rencana karena tingginya permintaan di pasar ekspor, sekaligus sebagai strategi perusahaan untuk memanfaatkan momentum harga jual ekspor yang kompetitif.
Total pendapatan usaha sepanjang 2019 mencapai Rp 71,25 Triliun, mengalami peningkatan dibanding tahun 2018 yang mencapai Rp 69,44 Triliun.
“Di tahun 2019 kami juga mencatat kontribusi kepada negara sebesar Rp6,52 triliun yang terdiri dari total pajak dan deviden,” ungkapnya.
Perkembangan Proyek NPK
Sejak 2018 Pupuk Indonesia telah mencanangkan program transformasi bisnis sebagai upaya bersiap diri menghadapi persaingan di masa mendatang dengan operasional yang lebih efisien, diversifikasi produk serta sinergitas Pupuk Indonesia Grup.
“Ke depan kami juga semakin fokus kepada bisnis-bisnis anak perusahaan yang bergerak di bidang non pupuk sehingga dapat lebih berkontribusi terhadap kinerja holding,” tambahnya.
Salah satu program transformasi bisnis adalah adalah pembangunan pabrik-pabrik NPK baru sebagai wujud upaya Perusahaan untuk lebih fokus pada produk non urea. Proyek ini telah ditandai dengan pembangunan pabrik NPK Fusion II di PT Pusri Palembang dan Pabrik NPK Chemical di PT Pupuk Iskandar Muda (PIM).
Perkembangan terbarunya, PT Pusri Palembang, telah mengoperasikan Pabrik NPK Fusion II dengan kapasitas produksi sebesar 2 x 100.000 Metric Ton Per Year (MTPY). Sedangkan Pabrik NPK Chemical PT PIM yang memiliki kapasitas 500.000 MTPY tersebut ditargetkan dapat rampung pada pertengahan tahun 2021.
Pabrik NPK Fusion II ini dibangun sebagai upaya diversifikasi usaha produk pupuk majemuk yang mengandung unsur Nitrogen, Fosfor, dan Kalium.
Diharapkan beroperasinya Pabrik ini dapat meningkatkan market share, mengingat makin tingginya tren permintaan pasar dalam negeri dan ekspor. Kehadiran pabrik NPK Fusion II juga sejalan dengan program kerja Pupuk Indonesia untuk lebih fokus pada lini produk pupuk majemuk yang telah terbukti memiliki produktivitas lebih dibanding pupuk tunggal dan juga untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku gas.
Highlight Kinerja Lima Tahun
Aas menambahkan, adapun rasa syukur yang ketiga dipanjatkan karena Pupuk Indonesia Grup mampu menjaga pertumbuhan kinerja perusahaan dan kontribusinya terhadap ketahanan pangan nasional dalam lima tahun terakhir.