News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

CEO Boeing: Industri Penerbangan Butuh Bertahun-tahun Pulih dari Dampak Covid-19

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Boeing KC-46 adalah pesawat militer pengisian bahan bakar udara dan pesawat angkut strategis yang dikembangkan oleh Boeing dari pesawat jet 767.

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - CEO Boeing David Calhoun mengatakan situasi sulit akan dihadapi industri penerbangan selama beberapa tahun ini, karena terdampak pandemi virus corona (Covid-19).

Menurutnya, hal seperti ini tidak pernah dialami sebelumnya.

Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam pertemuan daring para pemegang saham raksasa penerbangan Amerika Serikat (AS) itu.

Baca: Jawa Timur Terapkan PSBB, Kiper Persebaya Surabaya Siapkan Bekal Dua Pekan ke Depan

Baca: 603 Kantor Perusahaan Langgar PSBB di Jakarta, 89 di Antaranya Ditutup Sementara

"Ini akan (berlangsung) bertahun-tahun sebelum kembali ke tingkat pra-pandemi. Kami berada dalam lingkungan yang tidak dapat diprediksi dan berubah dengan cepat, sulit untuk memprediksi kapan situasi ini akan kembali stabil," kata Calhoun.

Selain itu, kata dia, saat situasinya membaik, pasar komersial akan berubah menjadi lebih kecil dan kebutuhan pelanggannya tentu akan berbeda.

Dikutip dari laman Russia Today, Selasa (28/4/2020), Calhoun menyampaikan kepada para investornya pada Senin kemarin bahwa situasinya tidak seperti yang pernah terjadi sebelumnya.

"Perusahaan harus meminjam uang selama enam bulan ke depan serta mencari cara untuk memangkas biaya," jelas Calhoun.

Perlu diketahui, raksasa penerbangan itu memang telah mengalami sejumlah masalah sebelum munculnya pandemi ini.

Sebelumnya, Boeing secara khusus harus menghentikan penerbangan untuk semua produk 737 MAX, setelah terjadinya kecelakaan fatal yang mengakibatkan tewasnya 346 orang dalam dua kecelakaan pesawat.

Kegiatan lalu lintas udara di AS pun turun 95 persen jika dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

Angka ini berbanding tipis dengan penurunan sebesar 90 persen yang terjadi di Inggris.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini