News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Korea Selatan dan Singapura Masuk Resesi Ekonomi, Indonesia Diprediksi Menyusul

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengendara melintas dengan latar belakang gedung bertingkat di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (26/3/2020). Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 2,5 persen bahkan sampai 0 persen jika pandemi covid-19 masih akan berlangsung lebih dari 3 bulan. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Merujuk pada data Bank Dunia 2019, Bhima mengatakan Indonesia memiliki porsi yang jauh lebih kecil dalam bidang kapitalisasi pasar saham terdahap PDB dibandingkan beberapa negara di wilayah Asia, misalnya Singapura yang berada di 187,4%, Korea Selatan 82,2%, sementara Indonesia hanya di 46,8% .

"Artinya mereka lebih sensitif terkena imbas dari resesi secara global, dibandingkan Indonesia, yang porsinya yang relatif masih kecil," kata Bhima.

Ia menambahkan bahwa di dalam negeri, sektor yang mengalami dampak paling parah adalah sektor pariwisata, termasuk hotel dan restoran, karena adanya tekanan dari sisi kesehatan sejak kuartal pertama dan kedua akibat pandemi. Selebihnya, juga termasuk sektor transportasi, perdagangan, industri manufaktur dan sektor pertanian.

Baca: Ekonom Ini Sebut Indonesia Terancam Resesi, PHK dan Kemiskinan Bakal Meningkat

Namun sektor-sektor andalan untuk menggerakkan roda perekonomian masih kesulitan untuk bangkit, termasuk sektor pariwisata.

Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani, mengungkap kondisi pada industri yang ia naungi itu tidak akan pulih dalam waktu dekat, tanpa kebijakan-kebijakan yang dapat membantu meningkatkan mobilitas dan konsumsi masyarakat.

Salah satunya, ia sebut, adalah dengan stimulus baik bagi pihak konsumen maupun pelaku usaha.

"Yang bisa membuat demand ini naik adalah stimulus dari pemerintah. Jadi kalau pemerintah itu mendorong dengan stimulus yang terkait dengan bantuan langsung tunai, meng-eksklusi dari biaya operasionalnya pemerintah, itu juga akan membuat demand baru," kata Hariyadi via telpon, Minggu (26/07).

Berita Populer

Berita Terkini