News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Petani Tembakau Hadapi Ketidakpastian Harga Jual

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petani tembakau di Desa Pijot Utara, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Kamis (7/9/2017).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Kementerian Pertanian Hendratmojo Bagus Hudoro menyadari secara on farm banyak tantangan yang dialami petani tembakau yang terdampak Covid-19.

Tantangan tersebut di antaranya penurunan produksi dan ketidakpastian harga jual.

“Kementan terus menstimulasi petani tembakau, terutama dari sisi kemitraan. Penting sekali bagi petani untuk menjalin kemitraan. Banyak manfaatnya. Kemitraan bukan semata-mata sistem jual beli, tapi bisa menjadi hubungan jangka panjang antara petani dan perusahaan mitra,” kata Bagus dalam seminar online Tobacco Series #2, Kamis (6/8/2020).

Dia juga menyebut pentingnya menjaga kesinambungan dari hulu industri tembakau untuk memitigasi penurunan produksi dan ketidakpastian harga jual.

Baca: Industri Hasil Tembakau Gairahkan Sektor Padat Karya

Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Rokok, Tembakau, Makanan dan Minuman Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP RTMM SPSI), Sudarto mengatakan produksi yang turun itu diakibatkan kondisi pasar yang lesu dan daya beli menurun.

"Kondisi ini dirasakan terutama pekerja di sektor sigaret kretek tangan (SKT). Sangat mudah melihat bagaimana sebenarnya IHT, terutama sektor SKT sudah sangat tertekan. Para pekerjanya sudah klenger. Produksi menurun, otomatis jam kerja menurun. Ketika jumlah pekerjaan menurun, otomatis penghasilan pekerja menurun,” paparnya.

Baca: Ini Harapan Petani Tembakau di Tengah Pandemi Covid-19

Adanya pandemi seperti sekarang ini, menurut Sudarto, situasinya semakin sulit.

Sudarto berharap Pemerintah dapat segera merealisasikan kebijakan yang strategis atau program yang bisa membantu IHT untuk bertumbuh.

Sementara itu, pengamat regulasi pertembakauan yang juga Dosen Fakultas Hukum Universitas Jember, Fendi Setyawan, mengungkapkan bahwa IHT adalah sektor yang strategis dan industri yang memiliki mata rantai, hulu hingga hilir yang sempurna.

“Dengan berbagai tantangan dan tekanan yang dihadapi industri padat karya seperti IHT, seharusnya pemerintah membuat kebijakan, memberikan fasilitas dan mewujudkan program yang mendorong industri bangkit, terlebih IHT merupakan sektor industri yang menyerap tenaga kerja paling banyak di Indonesia," tuntas Fendi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini