Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan dunia perikanan sektor yang memiliki potensi besar bertahan di tengah kondisi krisis Covid-19.
Dalam peluncuran buku besar maritim Indonesia dan aplikasi bank genetik ikan Indonesia, Menteri Edhy menyinggung soal lobster yang belakangan menjadi polemik.
"Daripada kita harus ribut lobster, masih banyak potensi lainnya. Seperti ikan cobia, ikan ini belum banyak dibuktikan para pembudidaya di bawah bimbingan ristek dan budidaya," tutur Edhy di Jakarta, Jumat (7/8/2020).
Baca: Diduga Ini Penyebab Maraknya Penyelundupan Benih Lobster
Baca: Dianggap Merugikan Pemerintah, PB NU Minta Ekspor Benih Lobster Dihentikan
Menurutnya, ikan spesies laut itu pertumbuhannya cukup signifikan hingga enam kilo dalam setahun.
"Ini kalau dibandingkan ikan kerapu meskipun sudah disilangkan tetap pertumbuhan hanya maksimal 2-3 kilo, tapi kalau cobia ini seperti ikan gabut laut, ini harus kita perbanyak," kata mantan Ketua Komisi IV DPR RI tersebut.
Edhy mencontohkan komoditas kepiting yang sukses dibudidayakan.
Dia berharap komoditas lainnya juga bisa dikembangkan sehingga menjadi pusat produk perikanan dunia.
"Kepiting kita bisa mengembangbiakkan sendiri, tidak usah khawatir lagi akan punah. Satu kepiting bisa menelurkan 50 ribuan, dan yang hidup paling tidak 25 ribu. Bayangkan kalau kita bisa hidupkan semua," ucapnya.
Plt. Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristek/BRIN, Muhammad Dimyati mendukung upaya pengembangan budidaya perikanan.
"Indonesia merupakan salah satu negara mega biodiversity di antaranya kekayaan yang negara kita miliki. Utamanya kekayaan laut, ini masih sedikit yang bisa kita ungkap," tutur Dimyati.
Kemenristek, lanjutanya, perlunya sinergitas antar berbagai ahli agar kekayaan laut secara dalam bisa diungkap sehingga nantinya ada stakeholder yang mengubah menjadi inovasi.