News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

OJK Kembali Gelar Kompetisi Inklusi Keuangan, Ini Jadwalnya

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana aktivitas di kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), di Jakarta Pusat, Rabu (15/5/2013).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali menyelenggarakan Kompetisi Inklusi Keuangan (KOINKU) di tahun 2020. 

KOINKU tahun ini mengangkat tema Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Melalui Program Inklusi Keuangan 

Kompetisi yang telah diselenggarakan sejak tahun 2014 ini satu di antara strategi OJK dalam meningkatkan pemahaman dan awareness masyarakat terhadap inklusi keuangan dan dalam rangka mencari ide-ide kreatif serta inovatif terkait model inklusi keuangan. 

Baca: OJK Sebut Perusahaan Butuh Tambahan Jaminan Modal Kerja hingga Rp 81 Triliun

Hasil kompetisi ini diharapkan dapat direplikasikan guna memperluas akses keuangan khususnya bagi segmen perempuan sehingga pada akhirnya dapat mewujudkan masyarakat yang sejahtera.

Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilaksanakan OJK pada tahun 2019, terhadap 12.773 responden di 34 provinsi di Indonesia, tercatat sebesar 76,19 persen dari total responden telah menggunakan produk dan/atau layanan jasa keuangan formal di berbagai industri keuangan. 

Baca: Benarkah Pemerintah Akan Kesulitan Awasi Sektor Keuangan Jika OJK Kembali Dilebur ke BI?

Di sisi lain, pemahaman masyarakat terhadap produk dan/atau layanan jasa keuangan formal tercatat sebesar 38,03 persen. 

Angka tersebut meningkat dibandingkan hasil survei OJK pada tahun 2016, tercatat tingkat inklusi keuangan sebesar 67,8 persen dan tingkat literasi keuangan sebesar 29,7 persen.

Hasil survei pada tahun 2019 juga menunjukkan bahwa berdasarkan gender, tingkat inklusi keuangan dan tingkat literasi keuangan perempuan adalah masing-masing sebesar 75,15 persen dan 36,13 persen. 

Tingkat tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat inklusi keuangan dan tingkat literasi keuangan pria yaitu sebesar 77,24 persen dan 39,94 persen. 

Kesetaraan gender dipilih sebagai salah satu strategi pembangunan nasional untuk mencapai pembangunan yang lebih adil dan merata bagi seluruh penduduk Indonesia baik laki-laki maupun perempuan.

Hal tersebut juga sesuai dengan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020- 2024 yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan diberbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. 

Ketimpangan gender masih terlihat dari persentase kepala rumah tangga perempuan yang mengakses kredit lebih rendah dibandingkan laki-laki Peran perempuan identik pada pada kegiatan non-ekonomi, yaitu peran perempuan sebagai pengasuh anak dan mengurus rumah tangga, namun kenyataannya tidaklah demikian. 

Seiring dengan perkembangan masyarakat yang semakin kompleks, maka peran perempuan pun bergeser. 

Perempuan juga berperan dalam kegiatan ekonomi dan publik. 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini