Sesuai instruksi dari Mentan pihaknya konsisten memperjuangkan kendala para peternak.
Permentan Nomor 32 tahun 2017 tentang penyediaan, peredaran dan pengawasan ayam ras serta telur konsumsi disusun untuk melindungi peternak rakyat mandiri.
"Permentan 32 disusun melingkupi semua aspek. Tidak ada lagi kuota-kuota sehingga semua integrator akan mendapat bagian hilir.
Jadi pemerintah hingga saat ini masih terus berjuang untuk kesejahteraan peternak. Kita secara serius konsisten menangangani aspirasi para peternak," jelasnya.
Lebih lanjut, Sugiono mengatakan Kementan sudah menetapkan program kerja hingga Desember 2020. Di mana dalam program yang sudah disusun, Kementan melalui Direktorat PKH mengutamakan keberlangsungan peternak skala kecil.
"Kementan akan melakukan berbagai cara untuk membela para peternak. Kami masih berusaha namun ini perlu waktu. Kita masih terus berupaya supaya semua peternak mandiri untung bukan rugi," tuturnya.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyarankan peternak unggas khususnya ayam yang sebagian besar adalah UMKM untuk berkoperasi.
Menurutnya, koperasi bisa membuat peternak unggas mencapai skala bisnis serta lebih efisien dalam proses produksinya.
"Peternak ayam yang umumnya UMKM merupakan salah satu motor penggerak ekonomi rakyat. Pemerintah berkomitmen melindungi dan membantu mereka untuk bisa tumbuh melalui koperasi, karena saat ini peternak perorangan atau skala kecil akan susah bersaing di pasar," ujar Menkop.
Teten memberi contoh negara Belanda dan Selandia Baru memperkuat agribisnisnya dengan cara berkoperasi.
“Memperkuat koperasi peternakan, termasuk perunggasan memang harus dilakukan agar usaha mereka dapat lebih berkembang,” jelasnya.
Teten melihat, potensi pasar bagi UMKM peternak ayam kampung, masih sangat besar. Sebagai sumber protein hewani, konsumsi perkapita ayam di Indonesia tercatat 12 -13 kilogram perkapita pertahun, yang masih lebih rendah dibanding Malaysia yang mencapai 38-40 kg/tahun.
Menurutnya, peningkatan konsumsi ayam ini juga dapat memacu penyerapan ayam peternak rakyat yang berlimpah.Untuk itu apabila peningkatan konsumsi dapat terealisasi dengan baik, maka dampaknya bakal menstabilisasi kembali harga ayam peternak.
Ketua Umum Koperasi Pinsar Indonesia, Singgih Januratmoko mengatakan, selama ini peternak unggas yang mandiri sulit menghadapi persaingan dengan konglomerasi peternakan.
"Maka membentuk koperasi mulai dari primer, sekunder dan induk saat ini sudah keharusan jika peternak mandiri maju menjalankan usahanya. Kami berharap koperasi ini bisa jadi alternatif bagi induatri perunggasan di tanah air, ujar Singgih yang juga anggota Komisi VI DPR RI tersebut.(Tribun network/nas/wly)