Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan, pukulan pandemi Covid-19 paling dalam terhadap perekonomian Indonesia terjadi di akhir Maret dan awal April 2020.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, saat itu pasar saham anjlok hingga level terendah 3.937.
"Kita yang terparah itu di bulan April, tanggal 1 April kalau kita lihat dari 1 April itu pasar saham di angka 3.000-an. Rupiah di atas Rp 16.500 per dolar Amerika Serikat (AS)" ujarnya saat menyambangi Kantor Redaksi Tribunnews, Rabu (2/9/2020).
Kemudian, Airlangga menjelaskan, pasar saham hingga sektor saham perlahan mulai bangkit mengiringi sektor-sektor lainnya saat ini.
Baca: Luhut di Depan Pengusaha Jepang: Perekonomian Indonesia Masih Lebih Baik dari Negara Lain
"Kalau kita lihat per hari ini pasar saham naik 30 persen lebih. Jadi, kalau kita lihat sektor per sektor, sektor perbankan sudah naik 20 persen, sektor manufaktur sudah naik 30 persen," katanya.
Baca: Wakil Ketua MPR: Pemerintah Gagal Menangani Pandemi Covid-19
Dia menambahkan, geliat sektor industri mulai terlihat dari Purchasing Manager Indeks (PMI) yang sudah berada di atas 50 alias keyakinan pelaku usaha meningkat.
"Kemudian, dari industri juga sudah meningkat dan hari ini kita yakin bahwa ekonomi bisa ekspansi. Indeks PMI sudah 50,8, ini sudah di atas 50, jadi trennya sudah kelihatan ke arah positif, tinggal positifnya berapa persen," pungkas Airlangga.