Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia membutuhkan anak-anak muda kreatif dan inovatif untuk mengembangkan model bisnis energi terbarukan yang dapat diimplementasikan di Tanah Air.
Apalagi Pemerintah Indonesia berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada 2030 atau setara dengan 834 juta ton emisi karbon.
Sektor emisi sendiri menyumbang sekitar 50 persen atau 314 juta ton, salah satu upaya (penurunannya) melalui pemanfaatan energi tebarukan.
"Investasi energi terbarukan harus ditingkatkan secara masif guna mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca tersebut,” ujarnya Direktur Konservasi Energi, Kementerian ESDM, Dr. Ir. Hariyanto, M.T saat konferensi pers Hackathon oleh New Energy Nexus Indonesia belum lama ini.
Baca: Biayai PLTS Atap di Sekitar HI, Startup Energi Terbarukan Ini Terus Ekspansi
Hariyanto berharap, peran pemuda bisa meningkatkan kepedulian dan pengetahuan melalui pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di masa mendatang.
“Target bahwa pemerintah harus menurunkan emisi, bisa menjadi kesempatan, bagi hackathon untuk menjadi langkah rekomendasi terkait model bisnis EBTKE yang lahir dari pemuda Indonesia, start up, maupun pengusaha. Mereka juga bisa mulai melibatkan diri untuk menguraikan solusi EBTKE,” ucapnya.
Baca: Pemerintah Siapkan Insentif untuk Pelaku Usaha Energi Terbarukan dan Konservasi Energi
Selaras dengan itu, New Energy Nexus Indonesia melalui program Hackathon [RE]energize Indonesia membuat ajang perlombaan untuk mencari maupun menggali ide dan inovasi mengenai energi baru dan terbarukan dari anak-anak muda Indonesia.
“Kami memiliki visi untuk mendorong terbentuknya perekonomian berbasis energi bersih dan terbarukan yang bisa diakses oleh seluruh masyarakat. Visi ini kami upayakan bisa terwujud melalui misi berupa dukungan kepada wirausaha dan start up untuk berinovasi dan melahirkan ide teknologi dalam memanfaatkan EBT untuk kesejahteraan Indonesia,”ujar Diyanto Imam, Direktur Program New Energy Nexus Indonesia.
Ia juga berharap program Hackathon [RE]energize Indonesia dapat mengidentifikasi dan mendukung solusi yang tidak hanya dapat mengatasi emisi gas rumah kaca namun juga menciptakan lapangan pekerjaan berkualitas maupun peluang ekonomi bagi jutaan penduduk Indonesia.
“Kami memastikan program dan inisiatif dari New Energy Nexus Indonesia juga searah dengan komitmen pemerintah Indonesia untuk meningkatkan bauran energi terbarukan menjadi 23 persen pada 2025 melalui penciptaan dan pengembangan start up energi terbarukan,”ujarnya.
Aditya Mulya, Manajer Program dari New Energy Nexus Indonesia menjelaskan, pendaftaran secara daring dibuka mulai hari ini, 24 September 2020 hingga tanggal 10 Oktober 2020.
“Salah satu persyaratan terpentingnya adalah pendaftar harus mengajukan proposal yang mendemonstrasikan solusi, inovasi, atau ide yang dapat memecahkan permasalahan secara relevan dengan salah satu challenge areas kami, yakni kesehatan masyarakat dan sanitasi, serta produktivitas," katanya.
Sepuluh tim yang terseleksi akan mempresentasikan solusinya pada Demo Day dan mendapatkan bimbingan dari enam ahli di bidangnya untuk menajamkan inovasi yang mereka usung.