TRIBUNNEWS.COM - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot menguat ke level Rp 14.696 per dolar AS pada Senin (19/10/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, posisi rupiah naik 0,01% dari penutupan Jumat (16/10/2020), yakni Rp 14.698 per dolar AS.
Dilansir Kontan.co.id, hingga pukul 10.10 WIB rupiah menguat bersama mayoritas mata uang Asia lainnya.
Won Korea memimpin penguatan mata uang Asia terhadap dolar AS yakni menguat 0,36%, dolar Taiwan menguat 0,32%, dan ringgit Malaysia menguat 0,10%.
Kemudian, pesso Filipina menguat 0,08%, dolar Singapura menguat 0,05%, rupee India menguat 0,04%, dolar ong Kong menguat 0,001%.
Sementara itu, mata uang Asia lainnya melemah terhadap dolar AS.
Baca juga: Harga Emas Antam Stagnan Tiga Hari Berturut-turut, Rp 1.008.000 Per Gram
Analis Monex Investindo Futures Faisyal memproyeksikan pergerakan nilai tukar rupiah berpotensi berbalik melemah pada pekan ini.
Faisyal khawatir penguatan rupiah di pekan ini akan tergerus.
Hal ini karena pelaku pasar kembali khawatir penyebaran virus corona menyebabkan negara di kawasan Eropa kembali memberlakukan lockdown.
Selain itu, polemik kondisi politik di AS jelang pemilu presiden, membuat pengadaan stimulus di AS kembali tidak pasti.
"Stimulus yang terus ditahan berefek negatif ke rupiah," kata Faisyal.
Belum lagi, ketegangan AS dan China kembali mencuat setelah AS berusaha memasukkan perusahaan digital China ke dalam daftar hitamnya.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menambahkan pada pekan ini pergerakan rupiah cenderung dipengaruhi oleh perkembangan diskusi pengadaan stimulus AS dan kondisi politik AS jelang pemilu.
Ia memproyeksikan sepekan ini rupiah cenderung melemah di rentang Rp 14.650 - Rp 14.850 per dolar AS.