Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, ROMA - Lebih dari 50 persen Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang beroperasi di lima kekuatan ekonomi teratas Eropa, terdampak pandemi virus corona (Covid-19).
Mereka khawatir harus tutup dalam waktu 12 bulan ke depan, di tengah krisis yang membuat perekonomian global melesu.
Dikutip dari laman Russia Today, Selasa (27/10/2020), hasil survei Mckinsey menyatakan pandemi telah membuat pendapatan perusahaan Eropa turun lebih dari 70 persen.
Baca juga: Satgas Covid-19 Ingatkan Pelaku UMKM Disiplin Terapkan Protokol Kesehatan
Dampak pandemi ini bahkan berdampak pada lebih dari 2.200 UKM yang tersebar di lima negara Eropa yakni Prancis, Jerman, Italia, Spanyol dan Inggris.
Corona memang telah menghantam bisnis di Italia dan Spanyol, di mana 30 dan 33 persen UKM di sana masing-masing melaporkan bahwa pendapatan mereka turun secara drastis.
Baca juga: Start Up KIPA Indonesia Bantu Digitalisasi UMKM, dari Kelola Catatan Stok Barang hingga Keuangan
Selain itu, hampir setengah dari mereka yang disurvei menyatakan pendapatan mereka turun karena pemberlakuan sistem penguncian (lockdown).
Jajak pendapat ini dilakukan pada Agustus lalu, sebelum Eropa menghadapi gelombang kedua infeksi virus ini dan pemerintah mulai memberlakukan kembali beberapa pembatasan.
Sebagian besar perusahaan pun menggambarkan perekonomian di sana sangat lemah.
Satu dari 10 UKM atau sekitar 11 persen diprediksi bangkrut dalam waktu enam bulan ke depan.
Persentase tersebut mungkin hampir dua kali lebih tinggi di antara perusahaan Prancis yang mempekerjakan antara 50 hingga 249 orang.
Industri logistik sejauh ini dianggap sebagai industri yang diprediksi mengalami kebangkrutan tertinggi, diikuti oleh pertanian, penyedia akomodasi, layanan makanan, serta ritel dan grosir.
Jika jajak pendapat tersebut mencerminkan sentimen bisnis di semua UKM Eropa, hampir sepertiga pekerjaan mungkin berisiko dalam setahun ini.
Hal itu karena pekerjaan tersebut mencakup lebih dari dua pertiga tenaga kerja di wilayah itu.
Rebound ekonomi Eropa juga bisa terhambat oleh penutupan besar-besaran, karena selama ini UKM menghasilkan lebih dari setengah nilai tambah ekonomi Eropa.
Pandemi tersebut pun memicu kontraksi bersejarah di Uni Eropa (UE) dan kawasan Euro, dengan Produk Domestik Bruto (PDB) yang disesuaikan secara musiman, masing-masing turun 11,4 persen dan 11,8 persen pada kuartal kedua 2020.
Ini adalah penurunan paling tajam yang diamati sejak statistik dimulai pada tahun 1995.
Menurut prediksi awal, ekonomi UE akan menyusut sebesar 8,3 persen pada tahun 2020 akibat dari krisis selama pandemi.