News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tren Investasi di Pasar Modal Belum Berubah Walau Pandemi Melanda

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sandiaga Uno berbincang dalam live facebooknya, @sandiaga salahuddin uno, pada Selasa (12/5/2020) petang.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi virus corona atau covid-19 secara langsung menekan laju pertumbuhan ekonomi bangsa sepanjang tahun 2020.

Walau disesali, sektor ekonomi harus terus berputar, termasuk investasi dalam pasar modal guna pemulihan ekonomi nasional.

Hal tersebut disampaikan Sandiaga Uno dalam Market Talks bertajuk 'Investasi di Pasar Saham, Tips and Insight' yang digelar Sandilogi, 12 bros serta Aden & Co secara daring pada Jumat (30/10/2020) malam.

Baca juga: BKPM: Realisasi Investasi Kuartal III 2020 Mencapai Rp 209 Triliun

Dipaparkannya, tren investasi di pasar modal belum berubah walau pandemi covid-19 melanda.

Sektor energi, infrastruktur, dan perbankan masih menjadi pilihan investasi menjanjikan bagi para pelaku pasar modal ke depannya.

Selain itu, sektor teknologi, makanan dan agrikultur akan menjadi pilihan yang tepat untuk berinvestasi.

Hanya, ditekankan Sandi, saham perusahaan yang sudah bertransformasi lebih awal dengan pemanfaatan teknologi digital akan lebih meningkat dibandingkan perusahaan konvensional sejenis.

Baca juga: BKPM: Sebaran Realisasi Investasi Kuartal III 2020 Nyaris Merata di Pulau Jawa dan Luar Jawa

"Langkah industri perbankan itu pada akhirnya akan membuat ekonomi akan lebih efisien," ungkap Sandi dalam webminar pada Jumat (30/10/2020).

Sementara itu, bisnis yang akan berkembang di masa depan menurutnya adalah bisnis syariah.

Perkembangan ekonomi syariah, lanjutnya, sangat dipengaruhi oleh perubahan perilaku masyarakat Indonesia yang didominasi umat Islam.

Seperti misalnya, konsumsi makanan halal, wisata halal dan lainnya.

Bersamaan dengan hal tersebut, Sandi menegaskan pasar saham Indonesia membutuhkan lebih banyak perusahaan besar untuk segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pasar modal Indonesia membutuhkan perusahaan milik negara seperti PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan beberapa perusahaan teknologi bervaluasi besar, seperti Tokopedia dan Gojek untuk menjadi perusahaan terbuka.

Baca juga: Investor Akan Lirik Pasar Saham Asia, Ini Perkiraan IHSG Pekan Depan

Sebab, semakin banyak perusahaan terbuka yang melantai di BEI, portofolio investasi saham pelaku pasar akan semakin beragam.

Sehingga masyarakat dapat lebih leluasa menetapkan pilihannya untuk berinvestasi dalam pasar modal.

"Pilihan akan beragam, kompetisi akan lebih sehat. Hal ini akan memacu pemulihan ekonomi bangsa," ungkap Sandi.

"Karena kalau dilihat, kondisi pasar (saham) kita saat ini tidak merefleksikan ekonomi (bangsa)," jelasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini