Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P Roeslani menyampaikan lebih kurang seribu perusahaan Amerika Serikat (AS) akan hengkang dari Tiongkok.
Alasannya, karena AS tidak ingin rantai pasoknya terkonsentrasi di negeri Tirai Bambu.
"Saya ketemu Dubes AS yang baru, mereka katakan ada sekitar 1.000 perusahaan dari AS yang akan keluar dari China. Ini menjadi peluang bagus bagi Indonesia," kata Rosan dalam diskusi virtual, Senin (9/11/2020) malam.
Baca juga: Kadin Sambut Baik Jokowi Tanda Tangani UU Cipta Kerja, Iklim Usaha Lebih Kondusif
Menurutnya, negara maju Asia seperti Jepang juga berencana merelokasi investasinya dari Tiongkok.
"Jepang memberikan insentif untuk keluar. Mereka menunggu implementasi dari UU Cipta Kerja," ucapnya.
Rosan menekankan pemerintah dalam hal ini Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) perlu mengambil peluang ini karena pandemi Covid-19 justru membuat investor asing melirik pasar Asean.
"Yang masih ditunggu saat ini eksekusi dari Undang-undang Cipta Kerja (Ciptaker) yang kemudian dituangkan ke dalam peraturan turunan, misalnya peraturan pemerintah (PP) maupun peraturan presiden (perpres)," paparnya.
Baca juga: Kadin: RUU Cipta Kerja Harus Menjawab Hambatan Investasi
Lebih lanjut, Rosan mengatakan investor asing lebih tertarik kepada investasi yang sifatnya sustainable termasuk bidang pertanian.
Selain itu, mereka juga tertarik dengan investasi sektor green energy.
"Memang ini akan takes time, tapi saya lihat ini satu langkah yang positif," tuntasnya.