News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres Amerika Serikat

Joe Biden Jadi Presiden, Perang Dagang AS dan China Diramal Tidak Berhenti

Penulis: Yanuar Riezqi Yovanda
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden terpilih Joe Biden berpidato di depan umum dari Chase Center 7 November 2020 di Wilmington

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan, Presiden Amerika Serikat (AS) tetap akan melakukan proteksi terhadap China, sehingga perang dagang antarkedua negara diramal berlanjut.

Enny menjelaskan, hal tersebut mau tidak mau dilakukan Biden karena defisit neraca perdagangan dengan Negeri Tirai Bambu besar.

Baca juga: Joe Biden Disebut Tidak Bisa Leluasa Cetak Uang karena Ada Pandemi Covid-19

"Tekanan neraca dagang dengan China besar. Tetap proteksi, cuma belok arah dikit transmisinya melalui Vietnam," ujarnya saat dihubungi Tribunnews, Jumat (13/11/2020).

Menurut dia, masalah defisit ini kompleks artinya dan kalau AS melakukan kebijakan proteksionis maka bisa meningkatkan inflasi.

Baca juga: Trump Gagal Move On, Ini Sederet Politisi Partai Republik yang Ucapkan Selamat kepada Joe Biden

Sebab, satu dekade terakhir ini AS telah meninggalkan industri rendah teknologi ke berteknologi tinggi, sehingga kebutuhan sehari-hari masyarakat berasal dari impor, dalam hal ini kebanyakan dari China.

Sementara itu, Enny menyampaikan, dengan adanya pandemi corona atau Covid-19, tidak mudah untuk memacu daya beli masyarakat untuk beli produk sekunder berteknologi tinggi.

"Memacu daya beli di tengah pandemi tidak mudah. Karena itu proteksi dilakukan, walaupun Partai Demokrat doyan stimulus langsung dengan cetak uang," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini