TRIBUNNEWS.COM - Awal pekan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot dibuka menguat ke Rp 14.125 per dolar AS pada Senin (16/11/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, posisi rupiah naik 0,32% dibanding penutupan sebelumnya.
Analis Global Kapital Investama, Alwi Assegaf menilai saat ini sebenarnya pergerakan rupiah cenderung gamang.
Antara euforia mengenai kabar positif vaksin maupun kekhawatiran lonjakan virus corona yang mendorong investor melirik aset safe haven.
Belakangan, di Eropa dan AS, kasus baru terus bertambah dan membuat investor sementara menjauh terlebih dahulu dari aset berisiko.
"Tapi, pada akhir perdagangan Jumat kemarin, sentimen risk-on kembali muncul di akhir."
"Hal ini ditandai dengan penguatan bursa saham Wall Street setelah hasil earning yang solid, serta pernyataan dewan penasihat pandemi Biden, yang melihat tidak adanya urgensi untuk menjalankan lockdown saat ini,” kata Alwi kepada Kontan.co.id, Sabtu (14/11/2020).
Dengan meningkatnya sentimen risk-on tersebut, Alwi menilai kemungkinan akan berdampak positif bagi rupiah seiring arus dana asing kemungkinan akan kembali masuk ke Indonesia.
Oleh karena itu, Alwi memperkirakan rupiah hari ini akan berpeluang menguat dengan bergerak pada rentang Rp 14.235 - Rp 14.080 per dolar AS.
Adapun kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada pada level Rp 14.139 per dolar AS.
Sementara itu, Bank Central Asia (BCA) mematok kurs jual pada Rp 14.150 per dolar AS.
Kurs jual berarti pihak bank menjual dolar AS pada posisi ini.
Untuk kurs beli BCA adalah Rp 14.120 per dolar AS.
Kurs beli ini berarti bila Anda ingin menjual dolar AS maka pihak bank akan membelinya pada posisi ini.