Dengan Sistem Resi Gudang, dikatakan Syarif Syahrial, pinjaman bisa mencapai 70 persen dari nilai barang yang tercantum. Hal ini tentu merupakan angin segar untuk koperasi maupun pelaku UMKM sektor kelautan dan perikanan.
"LPMUKP pun akan terus berupaya untuk memberikan strategi dan alternatif bagi pelaku usaha UMKM kelautan dan perikanan agar semakin mudah dalam mengakses peminjaman modal. Apalagi, bagi nasabah yang terkena dampak Covid-19,“ papar Syarif.
Sementara itu, Kospermindo, yang diketuai oleh Arman Arfah, telah memperoleh izin Bappebti untuk mengoperasikan SRG produk rumput laut.
LPMUKP membiayai mitra Kospermindo, yang menjaminkan rumput lautnya.
Harapannya, pembudi daya tidak perlu lagi khawatir akan potensi penurunan harga ketika stok rumput laut melimpah, karena dapat menyimpan produknya di gudang dengan mendapatkan modal untuk proses produksi berikutnya.
Diutarakan Syarif, kepastian ketersediaan bahan baku yang memberikan peluang kepada BLU LPMUKP bersama Kospermindo untuk mengembangkan korporatisasi koperasi rumput laut, terutama di Provinsi Sulawesi selatan.
Melalui SRG, LPMUKP memberikan dua bantuan sekaligus untuk pembudidaya rumput laut, yaitu modal dan akses pasar.
Saat harga turun, pembudi daya bisa menyimpan hasil panen di gudang Kospermindo.
LPMUKP akan memberikan pinjaman modal senilai 70 persen dari nilai stok yang dijaminkan di gudang.
Untuk pinjaman itu dikenakan bunga rendah, yaitu tiga persen per tahun. Ketika harga komiditas naik, pembudi daya bisa menjual stok mereka di pasar.