Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat. kinerja impor Indonesia pada November 2020 naik 17,4 persen sebesar 12,66 miliar dolar AS dibandingkan Oktober 2020.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan impor pada November 2020 mengalami pertumbuhan positif untuk semua penggunaan barang.
"Impor konsumsi dibandingkan bulan lalu naik 25,52 persen, cukup tinggi dari komoditas utama yaitu garlic dari Tiongkok, kemudian ada boneless of bovine animals dalam bentuk frozen dan obat-obatan yang kita impor dari India, buah apel segar dari Tiongkok, dan satu lagi adalah laser system dari Singapura," katanya dalam paparan secara daring, Selasa (15/12/2020).
Impor sektor bahan baku tumbuh 13,02 persen jika dibandingkan posisi Oktober 2020.
"Yang tertinggi impor barang modal naik 31,54 persen secara bulanan. Impor barang modal di antaranya mesin-mesin dari Tiongkok dan x-ray surgery dari Amerika Serikat."
"Kalau kita lihat pertumbuhan dari bahan baku dan barang modal ini menggembirakan," terangnya.
Namun, secara tahunan (year-on-year/YoY), impor RI pada November 2020 turun minus 49,16 persen dari 15,34 miliar dolar AS.
Suhariyanto menegaskan beberapa komoditas non-migas yang mengalami kenaikan secara bulanan harga cukup besar antara lain batu bara, karet dan tembaga.
"Ada juga komoditas yang mengalami penurunan harga seperti emas dan perak. Ini akan mempengaruhi nilai ekspor dan impor," ujar dia.