TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melaporkan terjadi penurunan pada simpanan nasabah tajir, yakni simpanan dengan tiering di atas Rp 5 miliar.
Kondisi ini terjadi di tengah tumbuhnya simpanan nasabah di bawah Rp 100 juta.
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa melaporkan, simpanan nasabah tajir dengan tiering di atas Rp 5 miliar merosot sebesar 0,7 persen atau Rp 22,96 triliun.
Sedangkan simpanan di bawah Rp 100 juta meningkat 1,1 persen atau Rp 10,49 triliun.
Baca juga: LPS Percepat Penurunan Suku Bunga Penjaminan
"Dari sini dapat disimpulkan bahwa penyebaran dana simpanan perbankan telah merata pada beberapa segmen khususnya nasabah yang memiliki saldo simpanan di bawah Rp 5 miliar," kata Purbaya dalam siaran pers, Rabu (30/12/2020).
Purbaya berpendapat, pemerataan pola pertumbuhan simpanan tersebut menjadi tanda pulihnya konsumsi dan investasi masyarakat menjelang akhir tahun ini dan awal tahun depan.
Adapun saat pandemi terjadi di pertengahan tahun 2020, masyarakat terutama nasabah kaya cenderung menahan pengeluaran (spending), baik untuk konsumsi bagi nasabah perorangan maupun untuk investasi bagi nasabah korporat.
"Menjadi tanda pulihnya konsumsi dan investasi seiring dengan rencana pemerintah untuk melaksanakan program vaksinasi pada awal tahun 2021," ungkap Purbaya.
Secara keseluruhan, simpanan masyarakat pada 110 bank umum per November 2020 mengalami kenaikan sebesar 0,15 persen dari bulan ke bulan (month to month/mom) menjadi Rp 6.701 triliun dari Rp 6.691 triliun.
Total nilai simpanan ini naik hingga 10,91 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (YoY) yaitu sebesar Rp 6.042 triliun. Jumlah rekening simpanan pada bulan November 2020 ini tumbuh 14,24 persen secara tahunan menjadi 344.544.394 rekening dibandingkan November 2019.
"Bila dibandingkan dengan bulan Oktober 2020 (mtm), maka jumlah rekening perbankan naik 4.337.427 atau 1,27 persen," ucapnya.
Dilihat dari pergerakan kategori bank umum kegiatan usaha (BUKU), data posisi simpanan secara historis sejak tahun 2013 menunjukkan pola yang konsisten menjelang akhir tahun di bulan November dan Desember.
Di kedua bulan ini, biasanya terjadi pergeseran simpanan secara sementara dari bank-bank BUKU 1 dan 2 ke bank-bank BUKU 3 dan 4, sebelum nanti pada bulan Januari di tahun berikutnya simpanan tersebut akan kembali ke bank-bank BUKU 1 dan 2.
Selanjutnya, terjadi peningkatan pertumbuhan simpanan atau Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan dari bulan Agustus hingga November 2020, baik pada Bank BUKU I hingga Bank BUKU IV.
"Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi likuiditas perbankan semakin stabil. Kami mengapresiasi upaya pemerintah dalam meningkatkan likuiditas melalui kebijakan fiskal sejak semester kedua tahun 2020,” ujarnya.
Sedangkan data Bank BUKU I dan BUKU memperlihatkan penurunan simpanan secara bulanan, yang umumnya terjadi pada Bank BPD. Diperkirakan dana pada rekening di Bank BPD berpindah ke rekening vendor pada BUKU IV sebagai realisasi pembayaran proyek di akhir tahun 2020.
"Walaupun tekanan pandemi Covid-19 belum mereda, kondisi stabilitas sistem perbankan kita semakin membaik. Kondisi sistem keuangan kita menjelang awal tahun 2021 lebih baik dibandingkan dengan situasi di pertengahan 2020," pungkasnya.
Berita ini tayang di Kompas.com dengan judul: Simpanan Nasabah Tajir Merosot Rp 22,96 Triliun