News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jokowi Disebut Gagal Penuhi Janji Kampanye di Pilpres, Swasembada Kedelai Mulai 2016

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pekerja memproduksi tahu di salah satu pabrik tahu di Jalan Aki Padma, Babakan Ciparay, Kota Bandung, Minggu (2/1/2021). Setelah libur produksi dan jualan selama dua hari, pengrajin tahu dan tempe di Kota Bandung kembali melakukan produksi. Kesepakatan untuk meliburkan produksi dan jualan tersebut sebagai bentuk pemberitahuan kepada konsumen adanya kenaikan harga tahu dan tempe sebesar 20 persen hingga 40 persen akibat dari naiknya harga kedelai impor sebagai bahan baku tahu dan tempe. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN

“Ini ada peluang bagi pemerintah untuk mengoptimalkan kedelai dalam negeri, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani kedelai,” ujarnya.

Atas dasar itu, Nevi menyarankan agar pemerintah harus dapat memperbaiki tata niaga kedelai dalam negeri.

Selain itu dibutuhkan kolaborasi aktif antara Kementerian dan Lembaga terkait serta melibatkan pelaku industri dan UMKM agar dapat menciptakan stabilitas harga kedelai.

“Melonjaknya harga kedelai juga dapat meresahkan pedagang kecil. Karena nanti penjual gorengan tidak dapat menjual tahu dan tempe goreng, sehingga pendapatan mereka pun bisa berkurang,” ujarnya.

Kedelai Kita 90 Persen Impor

Sekjen Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA) Ayep Zaki angkat suara soal kenaikan harga kedelai yang tadinya di kisaran Rp 7 ribu melambung hingga Rp 10 ribu.

KITA melihat naiknya harga kedelai hingga hampir 50 persen ini merupakan dampak dari lonjakan permintaan pembelian dari China.

Pasalnya selama ini, hampir 90 persen kebutuhan kedelai Indonesia dipenuhi dari impor.

"Ini merupakan tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk mencari solusi pemenuhan kebutuhan pokok bangsa yang selalu import-oriented, khususnya kedelai," ujar Sekjen Kerapatan Indonesia Tanah Air (KITA), Ayep Zaki dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Senin (4/1/2021).

Organisasi yang dipimpin Maman Imanulhaq itu meminta pemerintah benar-benar menaruh perhatian serius terhadap persoalan pangan, seperti sekarang terjadi pada sektor kedelai.

KITA tidak ingin pemerintah hanya menyelesaikan persoalan pangan dengan solusi sementara tanpa fokus pada membangun kedaulatan pangan di tanah air.

"Persolan pangan atau pertanian ini perlu menjadi perhatian bersama. Jangan sampai hanya diselesaikan juga dengan solusi sementara."

"Namun fokus bersama kita adalah membangun kedaulatan pangan, tidak lagi ketergantungan dari komoditas asing. Kedaulatan pangan jangan cuma jargon saja," kata Zaki.

Tanggapan Menteri Pertanian

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini