News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kapasitas Pembangkit Energi Terbarukan Ditargetkan Tembus 978 Megawatt di 2021

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pekerja melakukan pemeriksaan rutin jaringan instalasi pipa di wilayah pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Salak yang berkapasitas 377 megawatt milik Star Energy Geothermal di Sukabumi, Jawa Barat (4/4/2018). PT Barito Pacific Tbk pada pekan depan akan menggelar rights issue untuk mengakuisisi 66,67% saham Star Energy Geothermal yang akan mendukung peningkatan pendapatan dan pertumbuhan kinerja perseroan. TRIBUNNEWS/HO

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, akan meningkatkan kapasitas pembangkit Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di tahun 2021.
 
Menurutnya, target pertumbuhan mencapai lima persen atau sebanyak 978 MegaWatt (MW).

"Peningkatan kapasitas pembangkit itu di seluruh sektor mulai dari PLTB, PLTS, bioenergi, panas bumi, dan PLTA baik skala kecil maupun besar," kata Dadan dalam webinar Sustainability in The Digital, di Jakarta, Kamis (4/3/2021).

Dia menjelaskan penambahan kapasitas pembangkit itu meliputi 440,29 MW tenaga air, 196 MW tenaga panas bumi, 13 MW tenaga bio, dan 328,7 MW tenaga surya dengan total kapasitas pembangkit terpasang sebesar 11.445 MW.

Baca juga: PLN Didorong Gunakan Energi Terbarukan Agar Tarif Listrik Lebih Murah

“Kami juga mendorong stakeholder dan masyarakat melakukan pengembangan energi mandiri,” terang dia

Program pengembangan EBT menjadi agenda prioritas pemulihan ekonomi nasional yang terdampak pandemi Covid-19.

Baca juga: Perizinan Berbelit Hingga Harga Tak Terjangkau Jadi Kendala Gunakan Energi Baru Terbarukan

Berdasarkan Persetujuan Paris atau Paris Agreement pada 2016, Indonesia memiliki komitmen pencapaian bauran energi sebesar 23 persen pada 2025. 

Saat ini kenyataannya jumlah energi hijau primer masih bertengger pada angka 11,5 persen.

Kementerian ESDM mencatat pada 2020 pembangkit EBT di Indonesia berjumlah 10.467 MW yang terdiri atas 3,6 MW tenaga hibrid, 154,3 MW tenaga angin, 153,8 MW tenaga surya, 1.903,5 MW tenaga bio, 2.130,7 MW tenaga panas bumi, dan 6.121 MW tenaga air.

Direktur Eksekutif Institute for Essensial Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menekankan, transisi energi fosil ke energi hijau menjadi target dari Persetujuan Paris yang sudah diratifikasi pemerintah dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2016.

"Kita tidak bisa hanya menambah pasokan pembangkit EBT tetapi juga melakukan efisiensi energi," kata Fabby.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini