Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia Ferdinand Hutahaean meminta tidak ada pihak yang menyampaikan asumsi terkait penyebab kebakaran Refinery Unit (RU) VI Kilang Balongan, Indramayu.
Menurutnya, hal itu karena insiden ini masih dalam penyelidikan atau investigasi oleh pihak berwenang.
"Jangan ada yang berandai-andai atau berasumsi sendiri soal penyebab kebakaran hingga dilakukan penyelidikan," tutur Ferdinand kepada wartawan, Selasa (30/3/2021).
Baca juga: Kilang Balongan Terbakar, YLKI Apresiasi Kesigapan Pertamina Jamin Pasokan BBM
Ferdinand menilai hingga saat ini belum diketahui sejauh mana dampak peristiwa kebakaran di Kilang Balongan terhadap operaional.
"Kita juga belum tahu kerugian dan gangguan apa saja yang akan dialami oleh Pertamina," tuturnya.
Sebagaimaba diketahui Kilang Balongan beroperasi memproduksi produk BBM dan Petrokimia dari minyak mentah yang berasal dari Rokan Duri Riau.
Baca juga: Warga Desa Sukaurip Kerap Cium Bau Limbah Gas dari Kilang Balongan Tiap Masuki Musim Penghujan
Produksi dari Balongan setiap harinya dapat mengolah minyak sebesar 125 ribu barrel.
Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina Mulyono menjelaskan, saat ini Kilang Balongan mensuplai BBM ke Terminal BBM Balongan, Cikampek, dan Plumpang.
Menurutnya kondisi kilang Balongan tidak ada masalah, normal shutdown.
Suplai pengganti akan dijalankan dari Kilang Cilacap dan TPPI.
“Masyarakat tidak perlu panik, karena stok sangat banyak, ini juga konsumsi yang belum terlalu normal jadi stok masih tinggi,” tegasnya.
Terkait penanganan insiden pada Tanki T-301, Pertamina tetap fokus melakukan penanganan offensive fire handling serta berkoordinasi dengan seluruh pihak, melibatkan pemerintah daerah, kepolisian, dan pihak lain.