Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konstribusi produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) terhadap perdagangan ekspor Indonesia perlu untuk ditingkatkan, mengingat saat ini hanya sekitar 14 persen dari total nilai ekspor.
Pengamat kebijakan Agus Muharram mengatakan, meskipun jumlah UMKM di Indonesia sangat besar, kontribusinya terhadap ekspor masih sangat rendah.
"Konstribusi ekspor hanya 14 persen. Singapura mencapai 41 persen, Malaysia 18 persen, Thailand 29 persen, atau Jepang yang mencapai 25 persen," kata Agus, Sabtu (10/4/2021).
Hal tersebut, kata Agus, bukan saja karena masalah kualitas produk atau masalah pemasaran saja, tetapi juga karena rendahnya tingkat kemitraan pelaku UMKM.
Baca juga: Pengusaha Nilai Rasio Kredit UKM Tak Sebanding dengan Kontribusi ke PDB
"93 persen UMKM tidak melakukan kemitraan," ucap Agus.
Sementara itu, Ketua Program Studi Hubungan Internasional Universitas Nasional, Irma Indrayani memaparkan, UMKM menghadapi sejumlah tantangan dalam upaya menembus pasar global.
Baca juga: BLT UMKM Rp 1,2 Juta: Ini Kategori Penerima, Syarat dan Cara Daftarnya
Di antaranya, perubahan bisnis dari konvensional menjadi digitalisasi, pengendalian inflasi yang berpengaruh terhadap harga produk UMKM.
"Kemudian daya beli masyarakat, dan kemampuan menembus akses pasar terutama untuk masuk ke platform digital," tuturnya.