Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Gati Wibawaningsih mengatakan, kehadiran skuter listrik bisa menjadi alternatif transportasi di wilayah komunitas.
Gati juga menjelaskan, skuter listrik milik PT Eran Teknikatama yang masih dalam pengembangan untuk diproduksi secara massal dapat memberikan alternatif baru untuk masyarakat bertransportasi.
Baca juga: Dilengkapi Jok, Skuter Listrik Ini Sajikan Kepraktisan bagi Pengguna
"Skuter listrik ini bisa digunakan di wilayah kampus atau di perumahan untuk mobilitas skala yang tidak begitu luas, atau dari tempat kerja menuju hub transportasi publik," kata Gati saat mengunjungi PT Eran Teknikatama di Bogor, Kamis (15/4/2021).
Ia juga berharap agar skuter listrik ini dapat diproduksi massal secepatnya.
Melalui produksi massal, tentunya dapat menggandeng para industri kecil dan menengah untuk ikut serta dalam pembuatan komponen skuter listrik ini.
"Tentunya apabila sudah bisa diproduksi massal, ini bisa menghadirkan lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat di wilayah sekitar," kata Gati.
Baca juga: Kemenperin Dorong IKM Berkolaborasi Kembangkan Kendaraan Listrik
Kemudian Gati juga menyarankan agar skuter listrik ini, dimasukan ke dalam Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah (LKPP) dan e-catalogue bila nanti sudah diproduksi massal dan telah memenuhi kriteria yang baik.
"Dengan masuk ke LKPP, tentunya bisa menjadi sarana untuk promosi dan membuat produk ini diminati untuk digunakan di lembaga pemerintahan," ujar Gati.
Terkait skuter listrik yang dikembangkan oleh PT Eran Teknikatama ini, masih dalam proses penyempurnaan desain dan belum final.
Direktur Eran Teknikatama Agung Nugraha menyampaikan, pihaknya masih membutuhkan waktu tiga bulan ke depan untuk menyempurnakan desain serta melakukan uji coba laik jalan.
Agung juga menjelaskan, bahwa tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) untuk komponen skuter listrik ini sudah hampir mencapai 70 persen.
"Saat ini kita semua pake produk lokal, kecuali baterai dan juga motor listrik yang masih impor dari negara lain. Mungkin dua atau tiga tahun TKDN bisa 100 persen bila Indonesia sudah bisa memproduksi baterai sendiri," ujar Agung.