Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemberlakuan larangan mudik tinggal menghitung hari bersamaan segera berakhirnya bulan Ramadhan 2021, mulai 6 sampai 17 Mei 2021.
Penyekatan telah dilakukan oleh petugas gabungan mulai dari Polri, TNI hingga Petugas dari Satgas Covid-19. Antisipasi penyekatan dilakukan sebagai upaya menahan pemudik yang masih nakal untuk pulang ke kampung halaman.
Ratusan travel gelap yang nekat membawa penumpang pun sudah ratusan yang diamankan petugas.
Ada yang diputarbalikan dan ada juga yang harus menanggung risiko berat yakni armadanya dikandangkan petugas.
Meski berbagai penyekatan dan penjagaan posko siaga sudah dilakukan, banyak pula yang masih berani untuk mengambil order untuk mengantar orang mudik.
Baca juga: Kemenhub Akan Pasang Stiker Khusus untuk Angkutan Umum yang Lakukan Perjalanan Saat Larangan Mudik
Misalnya seperti dilakukan oleh seorang sopir taksi ojol yang suka mengambil order drop off penumpang asal Depok ini.
Ia mengaku siap menerima orderan apabila ongkos yang ia terima pas dan siap pula menanggung risiko yang akan diterima.
Baca juga: Jalur Jakarta Menuju Jawa Barat Paling Rentan Lolosnya Pemudik
"Jujur tertarik juga ngambil orderan antar orang mudik. Tapi memang ada rasa khawatir juga, tapi kita juga sulit dapet order dari aplikasi selama pandemi. Mkanya saya juga suka ambil order seperti ini," kata seorang mitra sopir taksi online yang tak ingin disebutkan namanya kepada Tribunnews.com, Minggu (2/5/2021).
Baca juga: Modus Sopir Travel Gelap di Tengah Pelarangan Mudik, Menunggu Kelengahan Petugas di Pos Penyekatan
Sopir yang juga mitra dari salah satu aplikasi ride hailing kenamaan ini mengaku tak pernah melakukan tradisi mudik. Ia lebih memilih mengambil order manual seperti drop off ke satu tempat.
Meski demikian, ia juga selektif dalam memilih order. Bila ordernya tersebut harus melalui jalur penyekatan dan rawan pemeriksaan petugas, ia lebih memilih menolaknya.
Jika rutenya dirasa masih bisa diakali melalui jalur alternatif, maka ia tak segan untuk menerima order itu.
"Saya enggak pernah mudik, lebih milih untuk ambil orderan begini. Tapi untuk orderannya saya seleksi dulu supaya tetap aman dari razia petugas. Sudah risiko juga kalau kena penyekatan di jalur," tutur oknum sopir taksi online ini.
Pada prinsipnya, oknum sopir taksi online ini akan mengambil order di sekitaran Jawa Barat. Ia mengaku tidak berani bila harus mengantarkan penumpang hingga kr Jateng dan Jatim.
"Lebih ke sekitaran Jabar aja, gak berani sampai Jateng atau Jatim. Yang penting cocok harganya dan penumpang juga harus siap dengan risiko yang ditanggung," imbuh oknum tersebut.