TRIBUNNEWS.COM, CIAMIS – Petani cabai di Ciamis di Jawa Barat, menjerit karena tanaman mereka terus merosot.
Harga semua jenis capai terjun bebas.
Selama Agustus ini, harga cabai di Ciamis, tepatnya di sentra sayur-mayur Sukamantri, hancur lebur.
Selama tiga hari ini, harga cabai merah keriting di tingkat petani hanya Rp 5.000-Rp 6.000/kg.
Turun dari harga Rp 8.000/kg.
Sedangkan harga cabai besar TW turun dari Rp 7.000/kg jadi Rp 6.000/kg.
Baca juga: Cabai Rawit dan Bawang Merah Masih Jadi Penyumbang Inflasi Juli 2021
Demikian pula harga cabai lokal tanjung turun dari Rp 17.000/kg jadi Rp 12.000/kh.
Yang paling turun drastis adalah cabai rawit merah, dari Rp 17.000/kg jadi Rp 10.000/kg.
“Sejak awal Agustus, sampai pertengahan dan memasuki pekan keempat Agustus ini harga cabai terus merosot.
Sudah tiga hari ini harga cabai merah keriting hanya di kisaran Rp 5.000-Rp 6.000/kg.
Baca juga: Juli Diprediksi Inflasi Tipis, Komoditas Cabai Rawit Jadi Penyumbang Utama
Cabai rawit Rp 10.000/kg, lokal tanjung Rp 12.000/kg dan cabai besar Rp TW Rp 6.000/kg. Itu di tingkat petani,” ujar Asep Halim (58) petani cabai dari Desa Kawali Mukti, Kawali, Ciamis, kepada Tribun, Minggu (22/8/2021).
Secara terperinci, menurut Asep, harga cabai merah keriting pada pekan pertama Agutus Rp 12.000/kg, kemudian pada pekan kedua turun jadi Rp 8.000/kg, dan sekarang pekan ke-3 memasuki pekan keempat Rp 5.000-Rp 6.000/kg.
Berikut harga cabai besar TW, awal Agustus Rp 10.000/kg kemudian turun jadi Rp 7.000/kg di pekan kedua Agustus, dan kini di akhir pekan keketiga ini Rp 6.000/kg.
Baca juga: Kelompok Tani Desa Makmur Panen Tomat dan Cabai Hingga 4,6 Ton, Omzet Rp 57 Juta
Sedangkan harga cabaii lokal tanjung sedikit lebih baik.
Awal Agustus masih Rp 25.000/kg, kemudian turun jadi Rp 17.000/kg. Sekarang Rp 12.000/kg.
Demikian pula dengan cabai rawit merah, awal Agustus Rp 20.000/kg, jadi Rp 17.000/kg dan tiga hari ini harga cabai rawit merah di tingkat petani hanya Rp 10.000/kg.
Dengan biaya pokok produksi (BPP/BEP) Rp 8.000/pohon dengan perhitungan produksi rata-rata 1 kg/pohon, saat ini petani yang menanam cabai merah keriting dan cabai besar TW sedang mengalami kerugian.
“Sebenarnya petani yang menanam cabai lokal tanjung dan cabai rawit juga mengalami kerugian.
Mengingat hasil panen rata-rata dalam kondisi cuaca saat ini hanya mencapai 8 ons/pohon. Petani cabai sekarang sudah mulai didera rugi,” ucapnya.
Menurut Asep, ada beberapa faktor yang menyebabkan merosotnya harga cabai di tingkat petani dalam bulan Agustus ini.
Penyebab utamanya adalah panen seretak yang terjadi saat ini di sejumlah sentra produksi cabai seperti di Sukabumi, Cianjur, dan Garut. Berikut juga di Wonosobo Jateng.
Sehingga pasokan cabai ke pasar induk dan pasar tradisional melimpah.
Penyebab lainnya adalah efek domino dari penerapan PPKM dengan segala pembatasannya.
“Selama PPKM dan pandemi ini, daya serap pasar rendah berikut daya beli masyarakat terus menerus melemah lantaran ekonomi belum pulih,” ujar Asep Halim yang juga Ketua Asosiasi Agrobisnis Cabai Indonesia (AACI) Jawa Barat.
Kebun cabai Asep Halim yang kini memasuki masa panen seluas setengah hektare di Blok Sawah Kaler Desa Kawali Mukti Kawali dan dua hektare di Blok Joho Desa Cibeureum Sukamantri. (andri m dani)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Harga Cabai di Ciamis Hancur Lebur, Awal Bulan Rp 20 Ribu Per Kilo, Kini Tinggal Rp 10 Ribu Per Kilo