TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik tajam 2,06 persen atau melesat 129,27 poin ke level 6.417,32 pada Rabu (6/10/2021).
Para analis pun memperkirakan penyebab, menghijaunya harga saham di bursa.
Salah satunya adalah kenaikan harga komoditas di pasar internasional.
Direktur PT Ekuator Swarna Investama Hans Kwee mengatakan, kenaikan harga komoditas yang terjadi di pasar global terutama batubara menjadi penyebab kenaikan IHSG yang signifikan.
Naiknya harga batu bara tak lepas dari krisis energi yang dialami oleh China dan India saat ini.
Baca juga: Saham-saham Pilihan Hari Ini di Tengah Potensi Kelesuan IHSG
“Memang kita bergerak anomali, dan bursa regional mengalami tekanan akibat harga komoditas naik kencang.
Jadi beberapa komoditas seperti minyak dan batu bara yang naik mendorong saham-saham komoditas ikutan naik,” kata Hans saat dihubungi Kompas.com, Kamis (6/10/2021).
Baca juga: IHSG Meningkat 0,19 Persen Sepekan, Kapitalisasi Capai Rp 7.500 Triliun
Hans juga mengatakan, Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor batu bara turut diuntungkan karena krisis energi di beberapa negara.
Hal ini juga sekaligus mendorong sektor perbankan untuk menyalurkan kreditnya ke perusahaan-perusahaan batu bara, padahal sebelumnya ini tidak dilakukan.
“Saham perbankan Indonesia kemungkinan akan menikmati keuntungan karena mereka bisa menyalurkan kredit ke perusahaan batu bara, karena selama ini mereka rem penyaluran kredit ke perusahaan batu bara.
Baca juga: Analis: IHSG Berpeluang Menguat Terbatas Pekan Ini
Dengan kenaikan harga batu bara, maka risiko kredit perbankan yang disalurkan memiliki risiko yang rendah,” kata Hans.
Kondisi ini juga sejalan dengan kembalinya dana asing yang masuk ke pasar domestik, sehingga asing mencatatkan net buy yang cukup tinggi yakni Rp 3,4 triliun.
Meski begitu, kenaikan harga komoditas juga menjadi kekhawatiran pasar global.
Sebab dapat mendorong inflasi lebih tinggi dan mendorong bank sentral menaikan suku bunga.