"Bangunan bawah tanah itu (di Tokyo) memang besar, tapi sampai sekerang belum pernah digunakan, karena di daratan manajemennya sudah bagus," tuntas Robert.
Tak Berpengaruh Pada Minat Hunian
Meskipun sejumlah kajian menyebutkan tanah di kawasan Pluit terus mengalami penurunan setiap tahunnya, namun ini ternyata tidak memberikan pengaruh pada minat masyarakat untuk membeli hunian di daerah tersebut.
Head of Advisory Services Colliers International Indonesia Monica Koesnovagirl mengatakan meskipun isu ini telah banyak dibicarakan, namun tidak berpengaruh pada harga hunian di Pluit.
“Saat ini, para developer sudah membangun hunian di daerah Pluit dengan menggunakan teknologi yang lebih baik sehingga rumah yang dibangun aman. Karena itulah, harga rumah di sana mahal namun orang tetap membeli,” jelas Monica dalam Konferensi Pers Colliers, Rabu (6/10/2021).
Dikatakan Monica, soal tenggelamnya Jakarta pada masa depan ini masih banyak ketidak pastian apakah hal ini akan benar-benar terjadi atau tidak.
Karena itu, orang masih ingin mencari hunian di daerah Pluit dengan pertimbangan dekat dengan keluarga atau komunitas.
“Orang banyak yang mencari rumah di daerah utara, karena ada yang dekat dengan rumah keluarganya atau sudah memiliki komunitas di sana. Jadi penurunan tanah ini, tidak terlalu berpengaruh pada keputusan seseorang dalam membeli properti di Pluit,” jelas Monica.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto mengungkapan developer pasti sudah menerapkan berbagai cara untuk mengatasi masalah penurunan muka tanah ini.
“Ambil contoh saja, di Kelapa Gading selalu langgangan banjir misalnya dalam kurun waktu seminggu atau dua minggu. Tapi orang tetap beli rumah di sana karena pertimbangan dekat dengan keluarga atau komuntias mereka. Mereka sudah merasa nyaman,” tandas Ferry. (Muhdany Yusuf Laksono/Masya Famely Ruhulessin)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Agar Tak Tenggelam, Jakarta Bisa Tiru Upaya Tokyo "
Simak Live Talkshow Tribun Series membahas polemik AD/ART Partai Demokrat bersama salah satu pendiri Partai Demokrat