TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Usai digelontor dana oleh orang terkaya dunia, Jeff Bezos, startup asal Indonesia Ula mulai unjuk gigi.
Perusahaan B2B e-commerce yang membantu pemilik toko memenuhi berbagai kebutuhan usaha mereka dengan menggunakan teknologi itu mulai menggarap proyek Shila at Sawangan, Depok, Jawa Barat.
Ula belum lama ini digerojok pendanaan seri B sebesar Rp1,2 triliun. Pendanaan dipimpin oleh Prosus Ventures, Tencent dan B Capital.
Selain itu diikuti oleh Bezos Expeditions, yang merupakan perusahaan modal ventura milik pendiri dari Amazon, Jeff Bezos, beserta investor-investor lain yaitu Northstar Group, AC Ventures, dan Citius.
Ula memiliki kemampuan mengorganisir proses distribusi dan rantai pasok UMKM atau peritel kecil.
Baca juga: Strategi Pengembang Tekan Biaya Pemasaran Properti
Maka, pengembang Shila at Sawangan menggandeng Ula dalam mengembangkan sistem teknologi untuk menghadirkan pasar modern.
Pasar modern bernama Marche itu tidak hanya menawarkan produk segar setiap hari, juga teknologi yang inovatif untuk melengkapi operasional pasar.
Tersedia 300 lots dan area F&B di lantai 2,
Marche akan dioperasikan oleh Ula, Startup ini menyediakan teknologi untuk mendapatkan pasokan, pembayaran non-tunai.
Baca juga: Penghuni Rusun dan Pengembang Dukung Pergub Payung Hukum PPPSRS
Juga layanan pengiriman pesanan melalui aplikasi Ula.
Chief Marketing Officer Shila at Sawangan, Denny Asalim berharap, kerja sama ini akan menjadikan Marche pasar yang modern.
“Mulai pembayaran non-tunai sampai kemudahan pengiriman pesanan semua akan didapatkan di Marche,”kata Denny, dalam paparan daring, Kamis (14/10/2021).
Riky Tenggara, pendiri Ula menyampaikan tujuan Ula memberikan kemudahan bagi pelaku pasar dengan menggunakan teknologi.
“Juga efisiensi rantai pasok dan solusi keuangan inklusif agar pendapatan mereka bisa menjadi lebih baik,” kata Riky.
Investasi Bezos
Sebelumnya diberitakan, Bezos menanamkan uangnya ke Ula lewat perusahaan Bezos Expeditions bersama investor besar lainnya seperti Proses Ventures, Tencent, B-Capital, dan Northstar Pacific dengan total nilai investasi sebesar 87 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,2 triliun.
Ula adalah aplikasi belanja grosir untuk stok toko atau warung.
Dana tersebut akan digunakan untuk memperluas jangkauan layanan Ula, mengembangkan portofolio produk baru, dan memperkuat tim untuk melayani industri ritel tradisional (warung) Indonesia.
Baca juga: Imbas Pembangunan Akses ke Jalan Raya Bogor, Pengembang Ini Bukukan Pendapatan Rp 200 Miliar
"Halo, Sobat Ula, mau berbagi kabar, nih, baru-baru ini Ula mengumpulkan pendanaan Seri B dari beberapa investor terdepan juga ternama, seperti Prosus dan Tencent.
Ula menyampaikan terima kasih kepada para investor atas kepercayaannya terhadap Ula," demikian bunyi unggahan manajemen Ula di akun instagram mereka, @uladotapp, dikutip Selasa (5/10/2021).
Co-founder dan Managing Partner Northstar Group Patrick Walujo menyatakan, pihaknya memiliki visi yang sama dengan Ula. Yaitu membantu UKM tumbuh dengan teknologi.
Patrick menilai Ula punya potensi untuk berkembang dengan baik.
"Setelah berinvestasi di Asia Tenggara selama lebih dari 1 dekade, kami telah melihat bagaimana perusahaan dengan misi sosial yang kuat dapat mencapai pertumbuhan yang fenomenal," kata Patrick seperti dikutip dari Forbes Indonesia.
"Kami memiliki misi yang sama dengan Ula, kami berharap dapat memberdayakan UKM di Indonesia melalui teknologi dan dengan demikian mendukung pertumbuhan mereka di negara ini,” tambahnya.
Dana jutaan dollar itu juga akan digunakan untuk mengembangkan teknologi baru untuk aplikasi Ula, membentuk infrastruktur logistik untuk stok barang, serta melindungi rantai pasok hingga ke konsumen.
Chief Operating Officer (COO) dan salah satu pendiri Ula Riky Tenggara mengatakan, rantai pasokan di Indonesia adalah salah satu masalah yang sulit diatasi. Namun, hal itu penting untuk menjamin produk sampai ke pelanggan di wilayah yang jauh.
“Tim kami akan terus memberikan pemanfaatan teknologi terbaik untuk jutaan warung di Indonesia, terutama yang berada di luar perkotaan," ujar Riky.
Pada awal tahun ini, Ula juga sudah mendapatkan pendanaan dari investor besar lainnya. Seperti Lightspeed India, Sequoia Capital India, Quona Capital, dan Alter Global.
"Pendanaan ini akan mendukung Ula untuk terus bertumbuh dan bekerja dengan Sobat Ula di seluruh Indonesia guna mencapai sukses bersama," ucap manajemen Ula.
Pendiri Amazon Group, Jeff Bezos merupakan salah satu orang terkaya dunia dengan harta sekitar Rp 2.700 triliun.
(Kontan/Kompas.com)