TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Isu reshuffle di kabinet pemerintahan Jokowi-Maruf Amin makin kencang menggaung di tahun ketiga pemerintahannya, atau dua tahun menjelang pemerintahan mereka berakhir.
Sejumlah nama disebut-sebut akan diganti. Nama-nama yang sekarang mengisi jabatannya tinggi disebut akan menduduki pos jabatan baru.
Terkait itu, ekonom Institut for Development of Economics and Finance (Indef) terang-terangan merekomendasikan pencopotan tiga menteri di tim ekonomi kabinet Jokowi-Maruf Amin.
Ekonom INDEF Nailul Huda menegaskan, tiga menteri ekonomi ini kayak dicopot karena kinerjanya mengecewakan.
Nailul mengatakan, mereka layak di-reshuffle demi mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional dan penanganan pandemi.
"Jika ditanya soal ekonomi, ada tiga menteri yang sudah sepatutnya dicopot. Pertama, menteri koordinator perekonomian Pak Airlangga. Menteri ini yang bertanggungjawab dalam pemulihan ekonomi ini gagal dalam mempercepat pemulihan ekonomi," tuturnya saat dihubungi Tribunnews, Minggu (31/10/2021).
Nailul menilai Menko Airlangga juga seringkali mengeluarkan program-program kerja 'ajaib'.
"Contohnya seperti program kartu prakerja yang tidak ada efeknya," ujarnya.
Sosok menteri kedua yang menurut Nailul layak dicopot adalah Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.
Muhammad Lutfi juga tepat untuk diganti dengan sosok baru.
Nailul beralasan, jabatan Menteri Perdagangan menjadi tokoh sentral dalam impor barang-barang tidak perlu di tengah pandemi.
Baca juga: Denpom IV/4 Solo Hendak Tindak Honda Civic Berplat Merah, Ternyata Pemiliknya Berpangkat Kolonel
"Rencana impor barang-barang komoditas merupakan andil Pak Menteri Lutfi," urainya.
Menteri ekonomi ketiga yang layak dicopot menurut Nailul adalah Menteri BUMN Erick Thohir.
Selama kepemimpinannya, Eric Thohir dinilai gagal memajukan kinerja BUMN. Kinerja sejumlah BUMN malah memburuk di tengah upaya mengatasi pandemi.