News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hypefast Umumkan Posisi sebagai House of e-Commerce Brand Terbesar di Asia Tenggara

Penulis: Willem Jonata
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Achmad Alkatiri, Founder dan CEO Hypefast

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Hypefast mengumumkan telah memiliki lebih dari 25 brand dan berhasil mencapai profitabilitas penuh, Selasa (9/11/2021).

Catatan itu membuat Hypefast sebagai house of e-commerce native brands terbesar di Asia Tenggara.

Dengan menyediakan suntikan dana kapital, tim ritel yang ahli di bidangnya, serta ekosistem dan infrastruktur ritel yang tersentralisasi, Hypefast bermitra dengan brand lokal berbasis e-commerce terkemuka di Asia Tenggara dan mendorong pertumbuhan brand-brand tersebut.

Meskipun beroperasi dengan cara mengakuisisi brand, Hypefast tetap mempertahankan pendiri-pendiri brand dalam jajaran manajemen guna mempertahankan relevansi yang kuat dengan pasar lokal.

Salah satu akuisisi brand yang terbaru dalam portfolio Hypefast adalah brand bayi dan anak dari Indonesia yang pendapatannya tumbuh dari 3 juta dollar Amerika Serikat menjadi 8 juta dolar Amerika Serikat dalam waktu 6 bulan terakhir.

Diluncurkan pada Januari 2020, Hypefast adalah pionir yang mengembangkan model bisnis house of brands bagi brand e-commerce di Asia Tenggara.

Baca juga: Makin Eksis di Masa Pandemi, Brand Sneaker Lokal Ini Buka Offline Store di Plaza Indonesia

Ide awal untuk merintis Hypefast berasal dari pengalaman tim pendiri perusahaan dengan brand-brand e-commerce lokal, serta pemahaman mendalam atas berbagai kendala yang dihadapi sejumlah brand tersebut.

Founder dan CEO Hypefast, Achmad Alkatiri, merupakan mantan CMO di Lazada Indonesia, dan sebelumnya bekerja di Shopee Indonesia.

"Ada sedikit sekali alasan brand-brand di Asia Tenggara untuk tidak bisa berkembang menjadi brand yang memiliki EBITDA bernilai jutaan dolar Amerika Serikat. Brand-brand ini telah memperoleh akses terhadap manufaktur yang sangat efisien dan pasar yang luas dengan tingkat penetrasi e-commerce yang cukup tinggi. Selain itu, pendiri-pendiri brand lokal mampu memahami kebutuhan dan selera konsumen lokal, bahkan jauh lebih baik ketimbang kompetitor internasional, baik dalam hal mode, ukuran, standar, estetika, dan tingkat harga," ujar Achmad Alkatiri, Pendiri dan CEO Hypefast.

Alkatiri menambahkan, "Saya merintis Hypefast setelah berinteraksi selama lebih dari enam tahun dengan pendiri-pendiri brand lokal, serta mempelajari kesulitan mereka ketika mendapatkan SDM yang tepat, permodalan, skala, dan efisiensi operasional—setiap aspek ini saling berkaitan. Hypefast bertekad mengembangkan ekosistem brand berbasis e-commerce di Asia Tenggara bersama semua pendiri brand lokal yang luar biasa."

Tidak seperti strategi "akuisisi cepat dalam jumlah banyak" yang dijalankan aggregator brand di pasar-pasar lain, Hypefast sangat mengutamakan kualitas dibandingkan kuantitas.

Baca juga: Hypefast Siapkan Investasi Masing-Masing Rp 50 Miliar untuk 10 Brand Lokal Terpilih

Hypefast bekerja keras pada tahap pasca akuisisi, serta menggerakkan pertumbuhan melalui tim ritel terpadu, teknologi, proses efisien, analisis pasar, skala ekonomi, dan optimasi operasional back-end secara terpusat.

Hingga kini, Hypefast telah memperoleh $22 juta equity capital serta tambahan debt capital dengan jumlah yang tidak disebutkan dari kalangan investor terkemuka di Asia Tenggara dan dunia.

Permodalan ini semakin mewujudkan visi Hypefast. Investor-investor yang kini mendukung Hypefast termasuk Monk's Hill Ventures, Jungle Ventures, dan Strive.

"Hypefast merupakan pelaku eCommerce 2.0 terdepan di Asia Tenggara—beralih menuju pola belanja yang berorientasi pada brand dan penjual. Konsumen digital di Asia Tenggara kini semakin berwawasan luas. Mereka mencermati profil pihak penjual dan siapa saja yang membeli produknya. Hypefast mengembangkan platform digital unggulan yang mendukung pemilik brand dan pebisnis baru di Asia Tenggara untuk mengembangkan bisnis secara pesat," jelas Kuo-Yi Lim, salah satu Pendiri dan Managing Partner, Monk's Hill Ventures.

Yash Sankrityayan, Principal, Jungle Ventures, berkata, "Jungle sangat senang dapat berinvestasi pada Hypefast selama beberapa kali sejak memimpin pendanaan tahap awal pada permulaan 2020.

Harapan kami juga bertambah besar melihat tim pendiri perusahaan yang sangat fokus dan berorientasi pada misi untuk menciptakan house of e-commerce brands terbesar dengan berkolaborasi bersama para pendiri brand lokal yang luar biasa dan kreatif.

Berkat visi yang konsisten dan terarah ini, kami optimis bahwa tim manajemen Hypefast mampu berkolaborasi dengan cepat, hingga kini memiliki lebih dari 25 brand.

Saat ini Hypefast memiliki lebih dari 200 pekerja di Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Thailand. Tim ini menggerakkan pertumbuhan brand pada berbagai kanal dan pasar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini