"Dengan adanya standar kompetensi ini mereka bisa diakui. Meningkatkan keterampilannya, serta bisa keterima di luar negeri seperti Asia Tenggara, yang akhirnya meningkatkan kesejahteraan mereka," paparnya.
Terkait jumlah terapis spa dan pemandu karaoke, Hana mengaku belum melakukan pendataan, namun diperkirakan mencapai puluhan ribu.
"Di Jakarta saja, karyawan kami ada 19 ribuan," ucap Hana.
Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah mengatakan dalam rangka mendukung pengembangan dan pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, Pemerintah memerlukan SDM/tenaga kerja yang kompeten di berbagai daerah.
Termasuk di bidang kecantikan, spa dan pemandu karaoke sebagai upaya mendorong lima destinasi wisata super prioritas.
"Kita ingin membangun SDM/tenaga kerja kompeten bidang pariwisata dan ekonomi kreatif termasuk bidang kecantikan, spa dan pemandu karaoke yang mampu berkompetisi secara global," ujar Menaker Ida.
Baca juga: Pemerintah Tetapkan Standar Kompetensi Terapis Spa hingga Pemandu Karaoke
Dikaitkan karakteristik dan budaya nasional, maka kompetensi di bidang kecantikan atau spa akan semakin beragam dan sangat kaya karena juga memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh negara lain.
Keragaman dan kekayaan budaya Indonesia menyebabkan tuntutan kompetensi yang berbeda.
"Contohnya keragaman rias pengantin dan spa tradisional dari berbagai daerah yang memiliki ciri khas masing-masing (Batak, Madura, Bali, Bugis, Jawa).
Hal ini merupakan potensi besar yang harus kita manfaatkan untuk membangkitkan kembali pariwisata kita, tentunya dengan penyediaan SDM yang berkualitas untuk menopang potensi tersebut, " ujar Ida.
Untuk bisa menyediakan SDM yang kompeten dan berkualitas tersebut, Menaker Ida berpendapat SKKNI berperan untuk memberikan gambaran kompetensi-kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja (soft skills) di setiap bidang pekerjaan yang ada.
Termasuk di sektor pariwisata khususnya di bidang kecantikan, spa dan pemandu karaoke yang memiliki kompetensi spesifik untuk masing-masing pekerjaan.
"Saya berharap dengan adanya SKKNI, nantinya dapat dilanjutkan untuk sertifikasi bagi SDM/tenaga kerja yang kompeten, yang juga nantinya dapat menjadi jaminan bagi pengguna jasa bahwa mereka mendapatkan pelayanan dari tenaga kerja kompeten dan teruji dengan standar yang jelas," jelas Menaker Ida.
Menaker Ida juga menegaskan bahwa kompetensi menjadi instrumen personal garansi yang bersifat individual, yang akan memberi nilai tambah bagi pengguna jasa, pekerja dan juga bagi perekonomian secara umum.
Sementara itu, Dirjen Binalavotas Budi Hartawan dalam laporan penyelenggaraannya mengatakan SKKNI bidang Kecantikan, SPA dan Pemandu Karaoke, merupakan SKKNI yang telah diinisiasi oleh Kemnaker, Kemendikbud Ristekdikti dan Kemenparekraf dengan melibatkan dunia usaha/industri, praktisi industri dan pemangku kepentingan yang relevan. (Tribun Network/ras/sen/wly)