Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Analis pasar modal Hans Kwee mengatakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat terbatas akibat penyebaran varian Omicron yang cepat di tengah musim libur akhir tahun.
Kendati demikian, risiko keparahan penyakit yang ditimbulkan Omicron lebih ringan dibandingkan varian Delta sebelumnya.
"IHSG berpeluang bergerak mentest resistance di level 6.609 sampai 6.688 dan support di level 6.484 hingga 6.529. IHSG berpeluang tutup akhir tahun di level 6.650 sampai 6.700," ujar dia melalui risetnya, Senin (27/12/2021).
Baca juga: IHSG Sesi I Ditutup Naik 0,37 Persen ke Level 6.579,927, Investor Asing Catat Net Sell Rp 22 Miliar
Sementara itu, lanjut Hans, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan suku bunga obligasi Indonesia bisa naik 50 basis poin (bps) segera setelah kuartal III tahun depan.
Hal tersebut untuk menyamai perkiraan kenaikan 50 hingga 75 bps dalam imbal hasil US Treasury ketika Amerika Serikat memperketat kebijakan moneter.
"Pernyataan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo itu muncul setelah Federal Reserve AS mengatakan akan mengakhiri pembelian obligasi era pandemi pada Maret nanti. Membuka jalan bagi tiga kenaikan suku bunga masing-masing seperempat poin persentase pada akhir 2022," katanya.
Baca juga: Tujuh Sektor Dukung Penguatan IHSG Sebssar 0,12% ke 6.555,134 di Pembukaan Perdagangan Bursa. Selasa
Menurut dia, gubernur BI pastinya selalu akan memastikan mata uang rupiah tetap stabil, meskipun ada pengetatan moneter global.
"Diapun (gubernur BI) menjanjikan untuk melanjutkan apa yang disebut strategi intervensi tiga kali lipat di pasar spot valauta asing, obligasi, dan pasar forward nondeliverable domestik," pungkas Hans.