Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Antisipasi corona saat ini yang menyebar luas dan menurut PM Jepang Fumio Kishida lebih dari 80% adalah Omicron, perusahaan Jepang telah membuat BCP (business continuity plan) atau rencana kelangsungan bisnis bagi kelangsungan perusahaannya.
"BCP sangat diperlukan bagi kegiatan sosial ekonomi untuk tetap melanjutkan usahanya meski banyak yang absen," ungkap Kitagawa CEO sebuah perusahaan besar Jepang kepada Tribunnews.com Kamis (20/1/2022).
Perusahaan besar berencana untuk merespons berdasarkan rencana kelangsungan bisnis (BCP = business continuity plan) ketika jumlah orang yang terinfeksi dan kontak dekat di tempat kerja meningkat dengan cepat.
Keihin Electric Express Railway memiliki BCP untuk mengantisipasi kemungkinan sekitar 40% karyawan akan absen.
Selain secara signifikan mengurangi jumlah kereta api yang beroperasi, perusahaan akan melanjutkan bisnisnya dengan menutup jendela berawak di stasiun-stasiun.
Operasi terkait keselamatan akan dipertahankan pada tingkat yang sama dengan sistem normal, tetapi layanan penumpang akan dikurangi.
Aeon, distributor utama, memberikan prioritas utama untuk menjaga departemen makanan, yang sangat diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.
Jika tidak ada cukup tenaga kerja, petugas di lantai penjualan yang menangani pakaian dan perlengkapan perumahan akan membantu.
Staf kantor pusat juga memasuki departemen makanan tergantung pada situasinya.
Sementara Japan Post akan menanggapi kantor pos yang sulit dikelola dengan mengirimkan dukungan dari kantor pos dan kantor cabang terdekat.
All Nippon Airways memiliki sistem untuk mengalokasikan karyawan yang bekerja di bandara lain ketika sejumlah besar orang yang terinfeksi atau kontak dekat terjadi di antara karyawan yang bekerja di bandara.
Soal pilot dan pramugari, "situasinya tidak langsung terpengaruh," ungkap seorang eksekutif ANA kepada Tribunnews.com Jumat (20/1/2022). Hal tersbeut karena ada surplus personel akibat dampak pengurangan penerbangan.
Menurut survei yang dilakukan oleh Teikoku Databank pada tanggal 14-17 Januari 2022, sebanyak 38% dari sekitar 1600 perusahaan telah merumuskan BCP. Diskusi mengenai ini bisa mengirimkan email ke: info@tribun.in
Namun, karena peningkatan pesat pada orang yang terinfeksi, sekitar 30% perusahaan menjawab bahwa mereka "dalam formulasi" atau "mempertimbangkan formulasi".
Yanisa Ishii, peneliti senior di Departemen Manajemen Informasi Teikoku Databank, menunjukkan bahwa "kesadaran mengembangkan BCP di tengah bencana Corona meningkat pesat saat ini."