News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mentan Sebut Melonjaknya Harga Pupuk Non Subsidi Akibat Kenaikan Harga Bahan Baku

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebut kenaikan pupuk non subsidi seiring melonjaknya harga bahan baku.

"Ada masalah di pupuk sebentar lagi karena pupuk di dunia naik. Fospat naik 3 kali lipat harganya, bahkan China tidak mengeluarkan fospatnya sekarang," kata Syahrul saat rapat kerja dengan Komisi IV DPR, Senin (24/1/2022).

Menurutnya, persoalan ini sudah disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan telah diambil kebijakan dalam rapat terbatas, di mana harga pupuk subsidi tidak akan naik tetapi pupuk lainnya harus dilakukan penyesuaian.

Baca juga: Pupuk Indonesia Dukung Pengusutan Dugaan Penyalahgunaan Pupuk Subsidi di Nganjuk

"Langkah kami di Kementan adalah tanpa pupuk organik, harus kita main sampai ke situ. Oleh karena itu, target kami tahun ini mengajarkan tentang bagaimana pupuk berimbang tidak menggunakan pupuk anorganik," paparnya.

"1 juta petani bapak, tidak main-main target itu dan saya mau mulai itu besok. Besok pak, kami mulai gongkan itu, 1 juta harus diajar tentang bagaimana melakukan konsentrasi pupuk," sambung Syahrul.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Bakir Pasaman membenarkan harga bahan baku yakni fospat maupun kalium klorida (KCL) mengalami kenaikan rata-rata 3 kali lipat.

Baca juga: Pastikan Kelancaran Stok, Distribusi Pupuk Subsidi Akan Diujicoba Melalui Kereta Api

"Kemudian juga kami sebagai info menjual harga pupuk itu kalau di pasar luar negeri itu 1 ton karena kebetulan ada G-to-G (government) itu 1.000 dolar AS, jadi harga ekspor itu Rp 14,5 juta per ton," kata Bakir.

Namun, kata Bakir, Perseroan menjual ke dalam negeri hanya Rp 9,3 juta per ton, sehingga ada perbedaan sekitar Rp 5 juta antara harga untuk di dalam negeri dan luar negeri.

Baca juga: Tutup Tahun 2021, Kinerja Produksi Pupuk Kaltim Lampaui Target RKAP

"Ini kalau misalnya terlalu jauh juga, bisa saja bisa ada bocor pupuk diekspor oleh pihak lain, karena disparitas harga cukup tinggi antara dalam negeri dan luar negeri," tuturnya.

Selain itu, Bakir menyebut kenaikan harga pupuk non subsidi juga disebabkan adanya kenaikan harga gas di Eropa sehingga mendongkrak harga pupuk internasional.

"Lalu tadi pak Ketua (Komisi IV) dan pak Menteri menyampaikan bahwa masalah banned pemerintah China tidak mengekspor pupuk, ini pengaruhnya cukup besar," ucap Bakir.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini