Valdy menambahkan, fokus utama pelaku pasar di awal pekan ini tertuju pada rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh BPS. Sebelumnya, Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Keuangan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 4% yoy di 2021.
Sebagai informasi, Pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2021 di rentang 3.7%-4.5% yoy. Optimisme tersebut didasari kinerja ekspor yang baik sepanjang kuartal IV-2021 dan indeks manufaktur Indonesia yang mencatatkan kondisi ekspansif selama 5 bulan berturut-turut hingga Januari 2022.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis prediksi pergerakan IHSG masih akan cenderung fluktuatif dengan pergerakan berada di resistance 6.738-6.754 dan support 6.685 dan 6.645.
Jika mampu menembus resistennya, IHSG ada peluang untuk melanjutkan penguatan. "Untuk sentimen investor akan mencermati rilis data GDP baik untuk kuartal IV dan 2021, selain itu ada interest rate decision dimana berdasarkan konsensus masih memperkirakan BI masih menahan suku bunga," ujarnya pada Kontan, Minggu (6/2).
Di sisi lain, sentimen dari global akan ada data inflasi US yang diperkirakan akan akan tumbuh 7,3% dari sebelumnya 7%. (Kontan)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Ketahanan IHSG Di Tengah Lonjakan Omicron dan Potensi Pengetatan PPKM"