News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Permintaan Properti yang Meningkat Picu Melambungnya Harga Rumah Baru di China

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Belakangan harga rumah di China makin melaju naik sejak beberapa bulan terakhir. Tercatat untuk pertama kalinya harga properti rumah mengalami kenaikan dengan rata–rata sebesar 0,1 persen per Januari kemarin.

Meski harga tersebut tidak mengalami kenaikan yang cukup signifikan, namun sebanyak 70 kota besar di China diketahui turut mengalami kenaikan harga. Sementara pada Desember, harga properti di China justru mengalami penurunan hingga 0,2 persen.

Baca juga: Properti di Kawasan Hunian Berkonsep One Stop Living Diminati

Data tersebut dikutip langsung oleh Global Times melalui Biro Statistik Nasional (NBS). Sebagian besar peningkatan harga rumah terjadi pada empat wilayah seperti Beijing yang meningkat sebesar 1,0 persen, Shanghai 0,6 persen, Guangzhou 0,5 persen serta Shenzhen dengan 0,5 persen.

Untuk menstabilkan pasar properti, regulator China telah menerapkan serangkaian upaya untuk mengurangi adanya kenaikan pembiayaan, seperti dengan mempercepat adanya penyatuan beberapa perusahaan real estat atau merger serta membantu akuisisi antar pengembang real estat yang memiliki beban utang.

Bahkan Bank sentral China juga ikut membantu memangkas suku bunga pinjaman acuan selama satu tahun sejak 20 Desember. Tercatat akibat tindakannya ini, Bank sentral China rela merugi hingga 158,05 miliar dolar AS.

Baca juga: Survei Bank Indonesia: Harga Properti Residensial Naik 1,47 Persen Secara Tahunan

Tak hanya itu saja, sejumlah kota diketahui juga telah melonggarkan aturan uang muka untuk pembelian rumah. Serangkain cara ini pemerintah China lakukan sebagai upaya untuk memicu daya minat pembeli.

“Pasar diperkirakan akan stabil secara bertahap pada Maret atau April,” kata Zhang Dawei, kepala analis agen properti Centaline.

Meski mengalami kenaikan harga, tak lantas membuat permintaan properti rumah di China menurun. Bahkan kontribusi sektor real estat terhadap pendapatan negara pada tahun 2022 diperkirakan akan mencapai 6,78 persen. Jumlah ini membuat properti di China menyumbang seperempat dari pendapatan domestik bruto negara.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini