News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Jerman Keluarkan Peringatan Dini Kekurangan Pasokan Gas, Kebutuhan Warga Terancam Dijatah

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang demonstran menampilkan plakat bertuliskan No Nordstream 2 (pipa gas), Tidak ada perang selama protes di Gerbang Brandenburg Berlin pada 30 Januari 2022. - Demonstran mengkritik pasukan Putin yang berkumpul di dekat perbatasan Ukraina dan meminta Jerman untuk bermain lebih peran aktif dalam membela kepentingan Ukraina. (Photo by John MACDOUGALL / AFP)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Ancaman darurat terkait kurangnya pasokan gas alam yang ada di Jerman telah membuat pemerintah pusat mengeluarkan peringatan dini untuk mulai membatasi penggunaan gas alam di wilayahnya.

Peringatan yang disampaikan menteri ekonomi Jerman Robert Habeck pada konferensi pers, Rabu (30/3/2022) kemarin. Dimaksudkan agar seluruh warga negaranya mulai menghemat penggunaan gas alam dalam kebutuhan sehari-hari.

Peringatan tersebut muncul setelah Jerman mendapatkan ancaman dari Presiden Rusia bahwa pihaknya berencana untuk memotong pasokan gas apabila negara G7 termasuk Jerman, enggan untuk melakukan pembayaran ekspor dengan mata uang rubel.

Baca juga: Presiden Putin dan Kanselir Scholz Rundingkan Pasokan Gas Rusia ke Jerman

Habeck menyebut alasan Jerman tak mau membayar ekspor Rusia dengan rubel lantaran sistem pembayaran tersebut tidak terdaftar dalam kontrak persyaratan yang telah tertera.

Tak hanya itu pembayaran yang menggunakan mata uang rubel juga diklaim sebagai tindakan pemerasan, lantaran jumlah yang harus dibayarkan lebih mahal dari harga asli. Hal inilah yang kemudian dikhawatirkan dapat memperparah resesi pada ekonomi Jerman.

Mengutip dari situs CNN Internasional, Jerman sendiri kini hanya memiliki stok cadangan gas alam sebanyak 25 persen. Meski stok tersebut masih dalam kategori aman, namun jika nantinya persediaan gas mulai menipis pemerintah akan mulai memberlakukan status darurat.

Baca juga: AS dan Eropa Diduga Takut Jatuhkan Sanksi kepada Perusahaan Asal Rusia Kaspersky Lab

Dimana dalam keadaan siaga tersebut, pemerintah akan menjatah gas terutama dalam sektor industri untuk menjaga pasokan kepelanggan yang dilindungi, seperti rumah tangga dan rumah sakit.

"Saat ini tidak ada kekurangan pasokan. Namun demikian, kita harus mengambil tindakan pencegahan lebih lanjut untuk bersiap menghadapi eskalasi apa pun oleh Rusia”. Tambah Habeck

Penjatahan tersebut kemungkinan besar juga akan makin memperparah inflasi ekonomi. Hal ini lantaran tingginya harga energi telah memukul sektor industri, hingga mereka menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi negara menjadi 1,8 persen.

Sebagai informasi Jerman sendiri merupakan pengimpor gas alam terbesar di Eropa, dimana dalam tahunnya sebanyak 45 persen gas alam Rusia di kirimkan untuk memenuhi kebutuhan warga Jerman.

Rusia Susun Mekanisme Pembayaran Gas Pakai Rubel, Pebisnis Jerman Kian Resah Uni Eropa Menolak

Rusia mengatakan akan menyusun pengaturan praktis bagi perusahaan asing untuk membayar pembelian gas dalam rubel, Kamis lalu.

Keputusan Rusia ini makin memicu kecemasan karena bisa meningkatkan kemungkinan gangguan pasokan gas ke Eropa. Sejumlah negara Barat sejauh ini menolak permintaan Moskow untuk pengalihan pembayaran gas yang mereka beli dari Rusia dari euro ke mata uang ke rubel.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini