Negara-negara seperti Malaysia mungkin mengalami arus keluar mata uang dan dampak keuangan lainnya dari kebijakan yang berubah itu, katanya.
Baca juga: Presiden China Prediksi Butuh Waktu Puluhan Tahun Perbaiki Ekonomi Global Imbas Invasi di Ukraina
Baca juga: Survei SMRC: Hanya 11,4 Persen Masyarakat yang Setuju Pemilu Diundur karena Alasan Pemulihan Ekonomi
Lebih lanjut, ekonomi China yang sudah melambat dapat goyah karena wabah Covid-19 yang memicu penguncian (lockdown) seperti yang sekarang terjadi di Shanghai, kota terbesar di negara itu.
Hal itu kemungkinan akan mempengaruhi banyak negara Asia yang perdagangannya bergantung pada permintaan dari China.
"Kejutan ini kemungkinan akan memperbesar kesulitan pasca-Covid yang ada," kata laporan itu.
"8 juta rumah tangga yang jatuh kembali ke dalam kemiskinan selama pandemi, akan melihat pendapatan riil menyusut lebih jauh karena harga melonjak."
Laporan tersebut mencatat bahwa ekonomi regional bernasib lebih baik selama gelombang varian Delta tahun 2021 daripada di bulan-bulan awal pandemi pada tahun 2020.
Sebab, lebih sedikit pembatasan yang diberlakukan dan vaksinasi yang meluas membantu membatasi tingkat keparahan Covid-19.
Rata-rata, negara-negara dengan tingkat vaksinasi 1 persen lebih tinggi memiliki pertumbuhan yang lebih tinggi, katanya.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)