Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, BUENOS AIRES - Menteri Energi Argentina Dario Martinez mengungkapkan Argentina telah membuat kesepakatan baru dengan Bolivia untuk meningkatkan impor gas alam, yang dapat menghemat cadangan devisa negara tersebut sebesar 769 juta dolar AS.
Berdasarkan kesepakatan antara Presiden Argentina Alberto Fernandez dan Presiden Bolivia, Luis Arce pada hari Kamis (7/4/2022) kemarin, Bolivia akan mengeskpor 14 juta meter kubik gas alam per hari ke Argentina.
Baca juga: Penjaga Putin Bawa Koper Diduga Tas Nuklir Rahasia, Jaga sang Presiden Rusia dari Upaya Pembunuhan
Melansir dari situs Reuters.com, Minggu (10/4/2022) Bolivia akan memprioritaskan Argentina untuk pasokan lebih lanjut, jika produksi gas alam di Bolivia dapat meningkat.
Martinez mengatakan Argentina setuju untuk membayar gas alam Bolivia dengan rata-rata 12,18 dolar AS per juta BTU (British thermal unit). Martinez menambahkan harga LNG internasional naik tiga kali lipat dan harga solar naik dua kali lebih tinggi.
Baca juga: Dampak Konflik Ukraina, Krisis Pangan dan Gizi Afrika Semakin Buruk, Bakal Tembus Rekor Tertinggi
"Ini adalah kabar baik bagi negara, untuk Argentina pada umumnya, untuk cadangan devisa bank sentral dan untuk rencana fiskal pemerintah. Mengingat harga rata-rata yang kami dapatkan, volume tambahan dari Bolivia akan memungkinkan kami menghemat sekitar 769 juta dolar AS, dan juga mengganti 14 kapal LNG,” ungkap Martinez.
Seorang analis di Gas Energy Latin America, Fernando Meiter mengatakan kepada stasiun radio lokal Mitre, mengungkapkan kesepakatan antara Argentina dan Bolivia tidak akan cukup untuk menyelamatkan defisit gas alam Argentia, melihat adanya permintaan gas alam di Argentina mencapai 120 juta meter kubik per hari.
Menurut perhitungan Meiter, Argentina perlu mengimpor sekitar 70 kapal LNG pada tahun 2022. Harga LNG global mencapai rekor tertinggi setelah invasi Rusia ke Ukraina, yang dimulai sejak 24 Februari lalu.